YANGON, MYANMAR (voa-islam.com) - Sepuluh orang menderita luka-luka dan polisi melepaskan tembakan peringatan ketika para perusuh menyerang satu masjid dan menjarah toko-toko Muslim di Myanmar tengah pada Selasa (30/4/2013).
Kekerasan di kota kecil Oakkan, sekitar 100 kilOmeter sebelah utara Yangon, dipicu setelah seorang wanita menabrak biksu yang sedang berjalan di jalanan muda sehingga mangkuk yang dibawanya untuk menampung sedekah jatuh ke tanah dan membangkitkan kemarahan warga Buddha.
Inilah peristiwa paling akhir terjadi di kawasan yang terletak di sebelah utara Yangon, kota utama Myanmar, setelah serangkaian serangan sistematis oleh warga Buddha terhadap rumah-rumah Muslim, tempat-tempat usaha dan masjid-masjid pada Maret.
"Pasukan keamanan terpaksa melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan kerumunan massa ketika mereka melempar batu ke arah satu tempat ibadah, merusak bagian depan tokok-toko di kota Oakkan," menurut buletin malam televisi negara Myanmar seperti dikutip AFP.
"Selama bentrokan, sepuluh orang luka-luka, delapan di antara mereka cedera ringan," katanya.
Pengumuman televisi negara itu, yang juga disiarkan di laman Kementerian Informasi mengatakan 25 toko dan satu "bangunan agama" diserang. Tak disebutkan apakah ada penangkapan terkait kekerasan itu.
Biksu Buddha radikal hasut kekerasan anti-Muslim di Myanmar
Bentrokan sektarian antara umat Buddha dan Muslim, yang berjumlah sekitar lima persen dari populasi Myanmar, telah secara teratur meletus sejak pemerintah semi sipil mengambil alih kekuasaan pada Maret 2011 setelah lima dekade kediktatoran militer.
Kerusuhan pecah pada bulan Maret di pusat kota Meikhtila dan menyebabkan kematian 44 orang, dengan 13.000 mengungsi.
Pemerintah mengumumkan keadaan darurat setelah tiga hari kekerasan, namun serangan terhadap warga Muslim menyebar ke selatan menuju ibukota, Naypyitaw, dan mencapai daerah yang hanya beberapa jam perjalanan dari Yangon.
Biksu-biksu radikal Buddha telah menghasut kekerasan anti-Muslim melalui pidato yang disampaikan di seluruh negeri dan disebarluaskan pada rekaman yang dijual di toko-toko dan warung pinggir jalan Myanmar.
Tujuh pria Muslim yang diadili di Meikhtila karena dituduh membunuh seorang biksu, dilihat sebagai percikan yang memicu kerusuhan.
Serangan sistematis terhadap Muslim Rohingya meletus di negara bagian Rakhine barat pada bulan Juni dan Oktober tahun lalu. Lebih dari 200 orang tewas dan 120.000 diusir dari rumah mereka. (st/ant,tds)