PARIS, PRANCIS (voa-islam.com) - Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius telah meminta PBB untuk mengklasifikasikan Jabhat Al-Nusrah Suriah sebagai organisasi teroris untuk membedakan kelompok pejuang Islam tersebut dari pasukan oposisi lainnya yang berperang melawan rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius menekan PBB pada hari Kamis (9/5/2013) untuk memblacklist Jabhat Al-Nusrah Suriah sebagai organisasi teroris, dalam upaya untuk mengatur kelompok mujahidin tersebut terlepas dari kekuatan oposisi yang lebih moderat lainnya di negeri itu.
"Untuk menghindari keraguan, kami sarankan bahwa Jabhat Al-Nusra, yang bertentangan dengan [Presiden Suriah] Bashar Al-Assad tetapi juga merupakan cabang Al-Qaidah, diklasifikasikan sebagai 'organisasi teroris pada tingkat PBB, "'Menteri Luar Negeri Prancis menyatakan dalam sebuah wawancara dengan harian Prancis Le Monde.
..Untuk menghindari keraguan, kami sarankan bahwa Jabhat Al-Nusra, yang bertentangan dengan [Presiden Suriah] Bashar Al-Assad tetapi juga merupakan cabang Al-Qaidah, diklasifikasikan sebagai 'organisasi teroris pada tingkat PBB..
Fabius juga mengatakan bahwa Prancis ingin meningkatkan dukungannya terhadap organisasi oposisi Suriah, Koalisi Nasional Suriah, menyoroti bahwa organisasi itu perlu "tumbuh, menyatukan dan jelas menjamin bahwa hak-hak semua masyarakat dihormati dalam hal perubahan rezim".
Dewan Keamanan PBB telah melihat secara informal apakah akan menjatuhkan sanksi terhadap Jabhat Al-Nusra setelah kelompok pejuang Islam itu bersumpah setia kepada pemimpin Al-Qaidah Syaikh Ayman al-Zawahri bulan lalu. Departemen Luar Negeri AS secara resmi menetapkannya sebagai organisasi teroris pada bulan Desember, namun penunjukkan oleh AS itu ditentang dan dikecam oleh seluruh elemen oposisi Suriah yang memerangi Bashar Al-Assad. Bahkan dengan tegas mereka menyatakan dukungan dan pembelaan mereka terhadap salah salah satu kelompok pejuang oposisi yang paling keras dan berani dalam memerangi rezim Damaskus. (st/F24)