MESIR (voa-islam.com) - Militer Mesir mengirim bala bantuan tentara ke Semenanjung Sinai pada Senin (20/5/2013) setelah Presiden Mohamed Mursi mengatakan tidak akan ada pembicaraan dengan kelompokmilitan yang telah menculik tujuh anggota pasukan keamanan.
Seorang pejabat militer mengatakan keputusan tersebut menyusul sebuah pertemuan antara pimpinan militer dan Mursi, yang mengatakan Mursi tidak akan tunduk pada pemerasan oleh para penculik, yang menuntut pembebasan para pejuang Islam yang dipenjara atas serangan tahun 2011.
Penculikan itu telah menyoroti pelanggaran hukum di semenanjung dan pasukan keamanan marah, yang telah memblokir penyeberangan perbatasan ke Israel dan Jalur Gaza untuk menekan pemerintah dalam membantu pembebasan rekan-rekan mereka.
Juru bicara Presiden Omar Amer mengatakan: "Semua pilihan ada di meja untuk membebaskan tentara yang diculik."
Para saksi melihat kendaraan lapis baja pengangkut personel bergerak ke timur di atas Terusan Suez menuju daerah Sinai Utara dimana militan melancarkan penculikan pekan lalu dan di mana orang-orang bersenjata menyerang sebuah pangkalan polisi Senin.
Surat kabar yang dikelola negara Al-Ahram mengatakan dalam situsnya bahwa pengiriman tentara di Terusan Suez telah dihentikan sementara ketika bala bantuan menyeberangi Selat tersebut.
"Kesabaran kami sudah habis," Al-Ahram mengutip seorang pejabat militer yang mengatakan dalam edisi cetaknya.
Kelompok pejuang Islam telah berkembang dalam kekosongan keamanan di Sinai sejak Hosni Mubarak tersapu dari kekuasaan pada 2011. Kelompok ini telah menyerang sasaran di Sinai Utara dan meluncurkan serangan ke Israel.
Mursi mengatakan pada hari Ahad tidak akan ada pembicaraan dengan "penjahat". Para penculik menuntut pembebasan pejuang Islam yang didakwa tahun lalu atas serangan yang menewaskan tujuh orang, enam dari mereka anggota pasukan keamanan.
Sebuah video yang diposting online pada hari Ahad menunjukkan tujuh orang yang ditutup matanya dengan tangan terikat di atas kepala mereka, yang mengatakan mereka adalah sandera, mengemis kepada Mursi untuk membebaskan para tahanan politik di Sinai sebagai pertukaran untuk pembebasan mereka. Video tersebut, yang merupakan tanda pertama dari para sandera sejak penculikan mereka, tidak bisa diverifikasi secara independen.
Al-Masry Al Youm-, sebuah surat kabar independen, melaporkan bahwa orang tua dan teman-teman dari tujuh orang yang muncul dalam video itu telah mengkonfirmasi identitas mereka.
Dalam serangan hari Senin (20/5/2013), militan menembaki fasilitas polisi anti huru hara di Al-Ahrash dari truk, kata beberapa pejabat keamanan. Pasukan keamanan membalas tembakan pada orang-orang bersenjata, yang kemungkinan besar dari kelompok Islam garis keras, kata mereka. Tidak ada korban dalam insiden itu.
Pada bulan Agustus tahun lalu, 16 penjaga perbatasan Mesir tewas dalam serangan yang dituduhkan pada kelompok pejuang Islam yang kemudian membajak sebuah kendaraan lapis baja yang mereka gunakan untuk mendobrak perlintasan perbatasan ke Israel, di mana mereka kemudian gugur oleh pasukan Israel. (an/Reuters)