TUNIS, TUNISIA (voa-islam.com) - Pengadilan Tunisia hari Rabu (12/6/2013) menghukum penjara selama empat bulan terhadap tiga aktivis feminis Eropa karena melakukan protes telanjang dada di negara Arab tersebut.
Hakim menghukum dua wanita Prancis dan seorang wanita Jerman tersebut setelah mereka didakwa dengan ketidaksenonohan publik.
Ketiganya ditangkap setelah melakukan protes untuk pembebasan sesama aktivis Amina Tyler, yang telah dituduh melakukan suatu "objek pembakar" pada bulan Mei.
Para wanita tersebut anggota dari kelompok feminis Ukraina, Femen, yang menggelar protes semacam itu pertama kali di dunia Arab.
Femen menggambarkan dirinya sebagai kelompok yang "memerangi budaya patriarki dalam tiga manifestasinya - eksploitasi seksual terhadap perempuan, kediktatoran dan agama".
'Eksploitasi seksual'
Selama persidangan mereka pada hari Rabu, para wanita tersebut- Pauline Hillier, Marguerite Stern dan Josephine Markmann - berpendapat bahwa tidak ada eklpoitasi seks atau hal yang menyinggung tentang protes mereka di ibukota, Tunis, pada tanggal 29 Mei, laporan kantor berita AP.
Sebaliknya, mereka bersikeras bahwa protes mereka hanya untuk mendukung rekan mereka yang dipenjara Amina Tyler, AP melaporkan.
Bagaimanapun, pengadilan "menghukum tiga aktivis Femen sampai empat bulan satu hari di penjara karena serangan terhadap moral publik dan ketidaksenonohan", pengacara mereka, Souheib Bahri, mengatakan kepada kantor berita AFP.
Para wanita tersebut telah melambaikan spanduk dan pesan yang ditampilkan pada dada telanjang mereka untuk menunjukkan solidaritas kepada Amina Tyler.
Amina Tyler sendiri dituntut setelah dilaporkan menulis "Femen" di dinding di pusat agama Kairouan.
Dia membuat marah warga Tunisia karena memposting foto dirinya telanjang dada dengan slogan "tubuh saya milik saya sendiri" tertulis di dadanya pada Maret lalu. (st/bbc)
Ket: Seorang muslimah melakukan protes terhadap cara-cara aktivis Femen yang bertelanjang dada di depan masjid-masjid di Eropa untuk membela Amina Tyler.