DOHA, QATAR (voa-islam.com) - Pemerintah Qatar mengatakan bahwa pada Rabu (19/6/2013) kantor Taliban yang dibuka di Doha untuk memfasilitasi pembicaraan damai tidak membawa nama "Emirat Islam Afghanistan," seperti yang muncul sebelumnya.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengecam penggunaan nama resmi pemerintah gerakan Islam Taliban dari tahun 1996 sampai digulingkan pada tahun 2001 itu dan menyebutnya sebagai provokasi.
"Kantor yang dibuka di Doha kemarin adalah kantor politik Taliban di Afghanistan, dan bukan kantor politik Imarah Islam Afghanistan," kata kementerian luar negeri Qatar, dikutip oleh kantor berita negara QNA.
"Nama resmi yang disetujui untuk kantor yang dibuka ini adalah kantor politik Taliban di Doha."
Para perwakilan Taliban dan pejabat Qatar pada Selasa membuka kantor tersebut di Doha, dalam sebuah upacara yang menampilkan poster besar bertuliskan "pembukaan kantor politik Imarah Islam Afghanistan di Doha".
Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan kepada AFP bahwa kantor itu dimaksudkan "untuk membuka dialog antara Taliban dan dunia".
Kabul pada hari Rabu mengecam pada upaya AS untuk menengahi perdamaian dengan Taliban, menangguhkan pembicaraan penting dengan Washington dan mengancam akan memboikot calon kontak dengan kelompok tersebut di Qatar.
Juru bicara presiden Hamid Karzai, Aimal Faizi mengatakan kepada AFP ada "kontradiksi antara apa yang pemerintah AS katakan dan apa yang tidak mengenai pembicaraan damai Afghanistan".
Para pejabat mengatakan deretan kontradiksi tersebut berpusat pada penamaan kantor Taliban.
"Pembukaan kantor Taliban di Qatar, cara kantor itu dibuka dan pesan yang terkandung didalamnya, bertentangan dengan jaminan yang diberikan oleh AS ke Afghanistan," kata sebuah pernyataan dari Kabul. (an/ahram)