AMMAN, YORDANIA (voa-islam.com) - Pemerintah Yordania pada Sabtu (22/6/2013) membantah laporan surat kabar Amerika yang mengatakan bahwa CIA dan pasukan khusus AS melatih para pejuang oposisi dari negara tetangga Suriah di wilayahnya.
"Tidak ada pelatihan apa pun dari pasukan oposisi Suriah di negara kami," kata Perdana Menteri Abdullah Nsur kepada sekelompok wartawan termasuk dari AFP.
"Satu-satunya warga Suriah yang kita hadapi di negara kita adalah pengungsi. Tidak ada pelatihan dari pejuang oposisi Suriah di Yordania, dia bersikeras.
Pada hari Jumat Los Angeles Times melaporkan bahwa Badan Intelijen Pusat (CIA) dan pasukan khusus AS telah melatih pejuang oposisi Suriah di sebuah pangkalan AS yang baru di gurun di barat daya Yordania sejak November,
Pelatihan tersebut meliputi penggunaan senjata-senjata anti-tank dan anti-pesawat dan telah dilakukan juga di pangkalan di Turki, surat kabar tersebut melaporkan, mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya dan komandan pejuang oposisi.
..Tidak ada pelatihan apa pun dari pasukan oposisi Suriah di negara kami..
CIA dan Gedung Putih telah menolak untuk mengomentari laporan itu, yang datang setelah pemerintah Presiden AS Barack Obama telah mengumumkan rencana untuk mempersenjatai pasukan oposisi yang berusaha untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Laporan AS itu diterbitkan pada malam "Sahabat Suriah" pertemuan para menteri luar negeri Arab dan Barat di Qatar pada hari Sabtu untuk membahas mempersenjatai para pejuang oposisi.
Pekan lalu Pentagon mengatakan bahwa pesawat jet tempur F-16 dan baterai rudal Patriot dikerahkan di Yordania untuk latihan militer "Lion Eager" yang berakhir pekan ini akan tetap berada di negara padang pasir tersebut.
Dan pada hari Jumat seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada AFP bahwa Washington telah memperluas kehadiran militernya di Yordania menjadi sekitar 1.000 tentara.
AS prihatin tentang kemungkinan tumpahnya kekerasan dari Suriah ke Yordania, sekutu utama AS.
Nsur bersikeras bahwa Amman memiliki kebijakan "tidak campur tangan dalam insiden yang berlangsung di Suriah".
Jordan sendiri sudah berjuang untuk mengatasi dengan lebih dari 540.000 pengungsi yang telah melintasi perbatasan sejak konflik di Suriah pecah pada Maret 2011. (st/tds)