KAIRO, MESIR (voa-islam.com) Jutaan pendukung Presiden Mursi, terutama dari kalangan Islamis, turun ke jalan. Mereka bahu-membahu menghadapi kaum oposisi, terutama dari kalangan sekuler, liberal, dan nasionalis.
Sementara itu, Mursyid 'Aam Jamaah Ikhwanul Muslimin, Prof. Mohamad Badie menyerukan agar para anggota Jamaah Ikhwan mempertahankan Mesir dari ancaman kaum anarkis, tegasnya, Selasa, 2/6/2013.
Mohamad Beltaqi yang memimpin Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP), sayap politik Jamaah Ikhwanul Muslimin, secara menelok ultimatum milliter, dan hanya melalui kotak suara, penyelesaian politik di Mesir. "Tidak ada kekuatan manapun yang dapat mengubah sistem di Mesir sekarang dengan kekuatan jalanan", tambahnya.
Yasser Mehrez, juru bicara Ikhwanul Muslimin, mengatakan turunnya jutaan kaum Islamis Mesir, yang memenuhi seluruh tempat-tempat yang menjadi tempat rahirnya revolusi di Kairo dan berbagai propinsi di seluruh negeri adalah pesan yang jelas bagi semua kekuatan politik di Mesir.
Mehrez lebih lanjut mengatakan bahwa keputusan pendukung pro-Morsi yang menolak kekauatan oposisi yang berusaha menjatuhkan Mursi dengan aksi jalanan, sebagai sebuah tindakan melanggar hasil pemilu dan konstitusi Mesir. Mereka terus berusaha menciptakan de-stabilisasi secara laten, ujarnya.
Selasa, puluhan ribu kekuatan pendukung Mursi, terus bergerak menuju Istana dan kampus Universitas Cairo, dan mendekati lapangan Tahrir yang menjadi pusat gerakan oposisi sekarang.
Para pendukung Mursi dan Gubernur Mesir yang bergabung dengan demonstran pendukung Mursi, menyatakan mendukung demokrasi dan legitimasi presiden terpilih, sementara ratusan ribu berkumpul di Nahda Square Kairo.
Mereka mengumumkan dalam pernyataan mereka yang dikeluarkan bahwa mereka akan melawan kontra-revolusi dengan tekad baja. Tak kurang 4 juta pendukung Mursi bergerak menghadapi oposisi. Kekuatan sekuler, liberal, dan nasionalis yang kalah dalam pemilu, sekarang ingin menjatuhkan Mursi lewat aksi jalanan. (af/hh)