LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Seorang ulama Muslim yang pernah disebut sebagai "tangan kanan Syaikh Usamah Bin Ladin di Eropa" dideportasi dari Inggris ke Yordania pada hari Ahad (7/7/2013), mengakhiri bertahun-tahun upaya pemerintah Inggris untuk mengirim dia kembali ke negaranya untuk menghadapi dakwaan terorisme.
Sebuah konvoi polisi menjemput Abu Qatada dari penjara Belmarsh di London setelah tengah malam dan mengantarnya melalui jalan-jalan ibukota ke sebuah bandara militer. Segera setelah tiba di Yordania, ia dibawa di bawah penjagaan ketat ke pengadilan militer di dekatnya.
Pejabat kehakiman Yordania mengatakan jaksa keamanan negara mendakwa Abu Qatada dengan bersekongkol untuk melakukan serangan teroris di Yordania pada tahun 1999 dan 2000. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup secara in absentia atas tuduhan tersebut tapi sekarang akan kembali diadili.
Abu Qatada, yang nama aslinya adalah Omar Mahmoud Othman, membantah tuduhan tersebut.
"Klien saya membantah semua tuduhan itu, dan ia menegaskan bahwa ia kembali ke Yordania merupakan kehendak bebasnya sendiri, agar dengan dengan keluarganya," kata Tayseer Diab, pengacaranya kepada Reuters.
Jaksa pengadilan militer memerintahkan penahanannya di penjara Muaqar di pinggiran ibukota selama 15 hari menunggu interogasi.
"Semangatnya tinggi dan kami berharap untuk mendapatkan jaminan untuknya segera," kata Mahmoud Othman, ayah Abu Qatada, di luar pengadilan.
Banyak kelompok-kelompok sipil mengkritik sidang Abu Qatada di pengadilan militer, mengatakan itu adalah ilegal di bawah konstitusi dan tidak memiliki perlindungan hukum yang tepat. Mereka menuntut dia diadili di pengadilan sipil.
Jordan berusaha untuk meningkatkan citra hak-hak sipil, tetapi telah lama dituduh oleh kelompok hak asasi atas penganiayaan luas terhadap tahanan Islamis, yang negara itu sangkal.
Pengacara mengatakan banyak anggota kelompok Islam telah diadili dalam dekade terakhir hanya untuk menjilat kepada Amerika Serikat dan meningkatkan kepercayaan kepada kerajaan tersebut sebagai pemain dalam perang melawan terorisme yang dinyatakan AS.
Menteri Negara Yordania Mohammad al-Momani mengklaim kepada Reuters Abu Qatada akan mendapatkan pengadilan yang adil "dengan peradilan Yordania menghormati hak asasi manusia."
Inggris telah mengatakan ulama tersebut menimbulkan risiko keamanan nasional, tetapi pengadilan telah berulang kali memblokir deportasinya.
Pertempuran hukum untuk mendeportasi Abu Qatada telah membuat malu pemerintah Inggris berturut-turut. Perdana Menteri David Cameron mengatakan dia "benar-benar senang" itu berakhir.
"Ini adalah masalah yang ... telah membuat darah saya mendidih - bahwa orang yang tidak memiliki hak untuk berada di negara kita, yang merupakan ancaman bagi negara kita, yang butuh waktu lama dan sangat sulit untuk mendeportasi dia," kata Cameron kepada wartawan.
Abu Qatada dideportasi pada hari peringatan serangan 7 Juli, serangan bunuh diri 2005 terhadap kereta bawah tanah London dan jaringan bus yang menewaskan lebih dari 50 orang.
Dihubungkan oleh seorang hakim Spanyol kepada almarhum pemimpin Al-Qaidah Syaikh Usamah Bin Ladin, Abu Qatada telah masuk dan keluar dari penjara di Inggris sejak pertama kali ditangkap pada tahun 2001. Ia dikirim kembali ke penjara Maret lalu karena melanggar kondisi jaminannya. (st/Reuters)