BOSTON (voa-islam.com) - Tersangka pembom Maraton Boston mengaku tidak bersalah atas tuduhan-tuduhan terorisme pada Rabu (10/7/2013) dalam penampilan pertamanya di ruang sidang setalah penangkapan dramatis pada bulan April.
Dzokhar Tsarnaev, 19, mencondongkan tubuh ke mikrofon dan berkata, "Tidak bersalah" dalam aksen Rusia untuk 30 tuduhan federal, termasuk menggunakan senjata pemusnah massal untuk membunuh. Dia bisa mendapatkan hukuman mati jika jaksa memilih untuk mengejar itu.
Serangan 15 April dengan sepasang bom panci presto dekat garis finish lomba lari maraton paling terkenal di negara itu menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260. Pihak berwenang mengatakan Tsarnaev mengatur serangan bersama dengan kakaknya, Tamerlan, yang meninggal setelah baku tembak dengan polisi tiga hari setelah pengeboman. Pihak berwenang mengatakan kedua bersaudara keturunan etnis Chechnya tersebut membunuh seorang petugas polisi ketika mereka berada dalam pelarian.
Dzhokhar Tsarnaev ditangkap pada tanggal 19 April ketika ia ditemukan bersembunyi di sebuah kapal di halaman belakang pinggiran kota. Dia awalnya didakwa di sebuah rumah sakit di mana kemudian ia pulih dari luka yang dideritanya dalam penyerbuan oleh polisi.
Jaksa mengatakan Tsarnaev, seorang Muslim, menulis tentang motivasinya untuk pengeboman di dinding dalam perahu di mana ia ditangkap. Dia menulis pemerintah AS "membunuh warga sipil tak berdosa kami."
Dua saudara Tsarnaev ikut menghadiri persidangan hari Rabu sementara orang tuanya tetap di Rusia. Sekitar selusin pendukung Tsarnaev bersorak saat iring-iringan mobilnya tiba, berteriak, "Keadilan untuk Dzokhar!". Seorang wanita memegang sebuah tanda yang mengatakan, "Bebaskan Dzokhar."
Lacey Buckley, 23, mengatakan ia belum pernah bertemu Tsarnaev tetapi datang karena ia percaya ia tidak bersalah. "Saya hanya berpikir begitu banyak hak-haknya dilanggar. Mereka hampir membunuh seorang anak tak bersenjata di atas perahu, "katanya.
Sekelompok teman Tsarnaev yang menunggu dalam antrean di luar ruang sidang selama berjam-jam, berharap untuk mendapatkan tempat duduk. "Hanya mengenalnya, sulit bagi saya untuk menghadapi kenyataan bahwa ia melakukannya," kata Hank Alvarez, 19, yang menyebut Dzokhar orang yang tenang, damai dan apolitis.
"Tidak ada yang samar tentang dia," kata temannya yang lain, Shun Tsou, 20 tahun, yang menambahkan ia tidak mau memberikan pendapat tentang bersalah atau tidak bersalahnya Tsarnaev. (st/Reuters)