ABUJA, NIGERIA (voa-islam.com) - Nigeria berencana untuk menarik sekitar 1.200 nya tentara dari pasukan penjaga perdamaian PBB di Mali, Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara mengatakan.
Ouattara, kepala grup regional ECOWAS, mengatakan tentara Nigeria diperlukan di negara mereka untuk mengatasi para pejuang Islam yang semakin kuat melakukan perlawanan.
Masih belum jelas berapa banyak tentara Nigeria akan tinggal di Mali, di mana pemilu yang dijadwalkan akan digelar pada tanggal 28 Juli.
Prancis - bekas penjajah di Mali - mengirim lebih dari 4.000 tentara di sana pada Januari setelah pejuang Islam mengancam akan merebut ibukota.
Pasukan Perancis dan Afrika Barat mendorong keluar kelompok pejuang Islam dari kota-kota besar di utara Mali pada bulan Februari lalu.
Nigeria merupakan bagian dari kekuatan 12.600 tentara Afrika yang mengambil alih misi yang dipimpin Perancis yang pada tanggal 1 Juli.
Presiden Ouattara, berbicara pada pertemuan puncak negara-negara Afrika Barat di ibukota Nigeria, Abuja, mengatakan penarikan itu "karena situasi domestik di Nigeria".
"Mereka tidak menarik semua orang. Sebagian dari pasukan negara tersebut akan berada di sana," katanya.
Pemberontakan Boko Haram
Lebih dari 2.000 orang telah tewas sejak kelompok pejuang Islam Boko Haram meluncurkan pemberontakan pada tahun 2009 untuk menciptakan negara Islam di utara Nigeria yang berpenduduk mayoritas Muslim.
Keadaan darurat dinyatakan pada 14 Mei di negara-negara bagian timur laut seperti Adamawa, Borno dan Yobe, dengan lebih dari 2.000 tentara dikerahkan untuk menghancurkan kamp-kamp Boko Haram dan operasi pemberontak. Meski telah mengerahkan ribuan tentara untuk meredam pemberontakan Boko Haram, serangan-serangan yang dilakukan para pejuang Islam masih terus berlanjut dan membahayakan keamanan dalam negeri sehingga Nigeria perlu menarik pulang tentaranya dari Mali untuk membantu mengatasi keadaan tersebut. (st/BBC)