View Full Version
Sabtu, 27 Jul 2013

Bentrokan Terbaru Pendukung dan Penentang Mursi Tewaskan 5 Orang di Alexandria

KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Lima orang tewas, termasuk seorang anak 14 tahun, pada hari Jumat (26/7/2013) dalam bentrokan terbaru antara pendukung dan penentang Presiden terguling yang berasal dari kelompok Ikhwanul Muslimin, Muhamed Mursi, menurut kepala sektor darurat kementerian kesehatan.

Ibrahim El-Roubi mengatakan kepada situs berita Arab Al-Ahram bahwa anak itu ditusuk dengan senjata tajam di perutnya. Seorang pria lain ditembak di kepala, ia menambahkan.

Anas El-Kady, juru bicara Ikhwanul Muslimin di Alexandria, menyatakan dalam sebuah pernyataan pers pada hari sebelumnya bahwa dua dari mereka yang terbunuh adalah pendukung presiden yang digulingkan.

Setidaknya 146 orang terluka dalam bentrokan tersebut, menurut kantor berita milik negara MENA. Menurut Amr Nasr, kepala otoritas ambulans di Alexandria, sebagian besar luka disebabkan oleh senjata tajam dan tembakan burung.

Bentrokan dilaporkan pecah di distrik Al-Mahatet Raml di kota terbesar kedua Mesir setelah pengunjuk rasa pro-militer berjalan melewati dekat demonstrasi yang oleh pendukung Mursi di Masjid Ibrahim Al-Qaed.

Menurut situs berita Arab Ahram, pasukan keamanan menembakkan gas air mata di sekitar lokasi bentrokan untuk membubarkan para demonstran.

Di stasiun Sidi Gaber, sekitar empat kilometer dari pusat kota Alexandria, ratusan pengunjuk rasa telah berkumpul memegang gambar kepala militer dan menteri pertahanan Abdel Fattah El-Sisi, meneriakkan "tidak untuk terorisme."

Pengerahan massa Rival sedang berlangsung di sejumlah lokasi di Mesir, Jumat.

Kepala angkatan bersenjata Jenderal Abdel Fattah Al-Sisi pada Rabu menyerukan warga Mesir yang pro kudeta untuk berdemo untuk memberikan militer "mandat" untuk menghadapi "kekerasan dan terorisme" yang dipicu oleh penggulingan Mursi.

Ikhwanul Muslimin, sementara itu, telah menyerukan demonstrasi pada hari Jumat untuk menuntut kembalinya presiden asal kelompok Islam tersebut yang digulingkan pada 3 Juli oleh militer setelah protes massa terhadap pemerintahannya. (an/ahram)


latestnews

View Full Version