View Full Version
Ahad, 11 Aug 2013

Ikhwanul Muslimin Mesir Tolak Seruan Rekonsiliasi Politik Imam Besar Al-Azhar

KAIRO, MESIRa-islam.com) - Ikhwanul Muslimin Mesir pada Sabtu (10/7/2013) menolak seruan dialog oleh Imam Besar Al-Azhar untuk menyelesaikan krisis politik yang sedang berlangsung yang dipicu oleh pemecatan Presiden Muhammad Mursi.

Otoritas tertinggi Muslim Sunni di negara itu mengatakan sebelumnya pada hari itu akan mulai menghubungi tokoh-tokoh yang telah mengajukan inisiatif untuk menemukan jalan keluar dari krisis di Mesri pada hari Senin.

Namun, para pemimpin Ikhwanul Muslimin mengatakan kepada kantor berita Anadolu Turki pada hari Sabtu mereka menolak inisiatif yang dilakukan oleh Al-Azhar untuk terlibat dalam dialog dan mengambil bagian dalam pemilihan presiden mendatang negara itu.

Para pemimpin Ikhwanul Muslimin juga mengatakan bahwa Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb mendukung apa yang gerakan Islam itu anggap sebagai "kudeta militer" terhadap Mursi.

Kelompok Islam mengatakan pengembalian Mursi ke kursi presiden sebagai kondisi untuk bergabung dengan pembicaraan.

Imam Al-Tayeb mengumumkan sebelumnya bahwa ia akan mengundang para tokoh profil tinggi untuk pertemuan besar dengan tujuan untuk merumuskan inisiatif bersatu untuk memecahkan kebuntuan politik yang melanda negara itu menyusul penggulingan Mursi 3 Juli, sebuah sumber yang dekat dengan Imam tersebut mengatakan pada kondisi anonimitas.

Al-Azhar menyatakan optimisme tentang keberhasilan pertemuan tersebut, dan menunjukkan bahwa beberapa inisiatif dapat dibangun untuk memulai rekonsiliasi nasional.

Beberapa inisiatif telah diusulkan oleh partai dan tokoh masyarakat, termasuk mantan Perdana Menteri era Mursi, Hisham Qandil, cendekiawan Islam Mohamed Selim al-Awa, dan Partai Kuat Mesir.

Mayoritas inisiatif menetapkan pemberlakuan kembali konstitusi 2012 dan pemilu dalam waktu 90 hari.

Sumber itu mengatakan Al-Azhar akan mulai dengan menghubungi Partai Salafi ultra-konservatif Nour, Partai Kuat Mesir dan Partai moderat Al-Wasat bersama dengan tokoh-tokoh seperti al-Awa dan ulama Salafi Mohamed Hassan.

Sebuah koalisi partai-partai Islam yang mendukung presiden terguling mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka menyambut semua upaya lokal dan internasional untuk meredakan krisis politik di Mesir, namun bersikeras bahwa kembali ke legitimasi konstitusional adalah non-negotiable.

"Setiap inisiatif harus menghormati legitimasi konstitusional, terutama pemulihan dari presiden terpilih (Muhammad Mursi-Red)," kata Aliansi Nasional untuk Pertahanan Legitimasi.

"Kami menghargai seruan lokal dan asing untuk dialog dan tenang, dan menekankan bahwa tindakan menenangkan seharus mengamankan kembalinya legitimasi konstitusi pertama kalinya."

Dalam kesempatan Idul Fitri Imam Al-Azhar meminta semua orang Mesir untuk bersatu dan mengesampingkan perbedaan dan toleransi mereka. Dia juga menekankan bahwa warga Mesir mampu mengatasi krisis dan menutup pintu terhadap gangguan luar dalam urusan dalam negeri Mesir.

Imam Besar Al-Azhar, DR.Ahmed Tayeb merupakan termasuk salah satu tokoh yang hadir, disamping tokoh-tokoh oposisi dan pemimpin Kristen Koptik Paus Tawadros II, dalam pengumuman penggulingan Muhammad Mursi dari kursi Presiden Mesir yang dibacakan oleh kepala angkatan bersenjata Mesir, Jenderal Abdel Fattah Al-Sisi pada 3 Juli lalu. (st/aby)


latestnews

View Full Version