JOHOR, MALAYSIA (voa-islam.com) - Penasihat Dewan Agama Islam Johor (MAIJ) Malaysia, Datuk Noh Gadut mengatakan bahwa sebuah surau (Musholah-Red) di Resor Tanjung Sutera yang dijadikan tempat ibadah oleh sekumpulan warga Budha Singapura pada Sabtu lalu, kemungkinan besar akan dibongkar, News Strait Times melaporkan.
"Ada kemungkinan yang sangat kuat bahwa bangunan yang tidak dibangun sesuai dengan spesifikasi, akan dibongkar," katanya.
Datuk Noh Gadut mengatakan surau tersebut tidak dibangun atas persetujuan dari Departemen Agama Islam Johor.
Namun ia mengatakan pembongkaran tersebut terjadi setelah penyelidikan selesai dilakukan.
"Departemen Agama Islam Johor tidak bisa mengganggu penyelidikan polisi, tapi kami akan menyimpulkan penyelidikan kami dalam waktu satu bulan dan menyerahkan laporan kami kepada Komite Fatwa Johor," kata Noh kepada wartawan setelah briefing Sultan Johor Sultan Ibrahim Sultan Iskandar sebelumnya.
Berdasarkan pengamatannya saat mensurvei surau tersebut bersama dengan Mufti Johor Datuk Mohd Tahrir Samsudin dan Petugas Distrik Kota Tinggi Mohd Noor Azam Osman, selain tidak mempunyai izin, Noh mengatakan bahwa ada kesalahan dalam ayat-ayat Al-Quran dan tulisan-tulisan yang ditemukan di surau itu yang memunculkan keraguan dan menodai kesucian Islam.
Sementara itu Mufti Johor, Datuk Mohd Tahrir Samsudin mengatakan bahwa ada keraguan dalam hal desain surau tersebut.
"Berdasarkan pemantauan dan survei terhadap surau itu, kita menemukan ada keraguan dalam hal desain. Surau ini tidak menghadap ke Ka'bah (di Mekah, sebagaimana yang diperlukan) tetapi menghadapi di luar Masjidil Haram," katanya.
Meditasi di Surau
Sebagaimana ramai diperbincangkan di media sosial, warga Malaysia dihebohkan oleh penggunaan sebuah Surau sebagai tempat beribadah bagi sekelompok umat Budha Singapura.
Dalam sebuah video yang diposting di YouTube pada 10 Agustus lalu menunjukkan sekumpulan penganut Budha dalam sebuah bangunan kecil melakukan meditasi di hadapan potret Buddha.
Video sepanjang 1 menit 25 detik tersebut bertajuk “Cina Buddha sembahyang di surau; surau jadi tokong (Kuil-Red)” diposting oleh “Sebastianphiu” dan telah ditonton lebih 24,000 kali.
Lokasi kawasan surau turut dinyatakan dalam video tersebut yaitu di Tanjung Sedili, Kota Tinggi, Johor.
Manajer resor itu, yang saat ini telah ditahan pihak kepolisian Johor, mempertahankan keputusannya mengizinkan umat Budha menggunakan surau tersebut.
Dia mengklaim, surau tersebut hanya digunakan untuk bermeditasi dan tidak menganggap hal itu sebagai satu kesalahan.
Dewan Agama Islam Johor (MAIJ) berpendapat bahwa tindakan sekumpulan penganut ajaran Budha menjadikan Surau sebagai tempat bermeditasi adalah perlakuan menghina Islam.
Penasihat Dewan Agama Islam Johor mengataan tindakan mereka tidak hanya menyakiti umat Islam tetapi juga menghina agama Islam.
Datuk Noh Gadut mengatakan tindakan tegas dengan penegakan hukum perlu diambil untuk mencegah kelompok tersebut memasuki negara ini dan kejadian tersebut tidak terulang kembali. (an/nst,tms)