View Full Version
Sabtu, 17 Aug 2013

Raja Saudi Abdullah Dukung Militer Mesir Perangi ''Teroris''

ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Di saat hampir seluruh pemimpin dunia mengecam pembantaian yang dilakukan aparat keamanan Mesir terhadap demonstran pro-Mursi yang melakukan aksi duduk damai di dua kamp protes di Kairo sehingga menyebabkan ribuan orang tewas dan puluhan ribu terluka, justru pemimpin Arab Saudi Raja Abdullah  mengajak negara-negara Arab  mendukung militer Mesir dalam memerangi pendukung Mursi dan Jamaah Ikhwan  dia sebut sebagai teroris.

Raja Saudi Abdullah pada hari Jumat (116/8/2013) menyerukan para pemimpin dan negara Arab berdiri bersama melawan "upaya untuk mengguncang" Mesir, ungkap Abdullah, yang terang-terangan mendukungan rejim militer Mesir di bawah Jenderal Abdul Fatah al-Sissi yang secara biadab dan keji melakukan pembantaian terhadap aksi damai yang dilakukan oelh para anggota dan kader Jamaah Ikhwanul Muslimin.

"Kerajaan Arab Saudi, rakyat dan pemerintah, berdiri hari ini dengan saudara-saudaranya di Mesir melawan terorisme," katanya dalam pesan dibacakan di televisi Saudi, dalam sebuah referensi yang jelas untuk melanjutkan bentrokan antara Ikhwanul Muslimin dan polisi.

"Saya menyerukan kepada orang jujur ​​Mesir dan negara-negara Arab dan Muslim ... untuk berdiri sebagai seorang pria dan dengan satu hati dalam menghadapi upaya untuk mengguncang negara yang berada di pusat terdepan sejarah Arab dan Muslim," tambahnya .

Ribuan orang tewas di Mesir pekan ini ketika pasukan keamanan menyerbu kamp protes damai yang dibentuk oleh Ikhwanul Muslimin untuk menunjukkan penentangan terhadap penggulingan presiden Muhammad Mursi oleh militer bulan lalu.

Pernyataan Raja Abdullah adalah komentar pertama Arab Saudi tentang gejolak terbaru di Mesir, sebuah negara yang dianggap Saudi sebagai sekutu penting terhadap Syi'ah Iran dan kelompok-kelompok Islam anti-Barat.

"Semua orang yang ikut campur dalam urusan internal Mesir mengobarkan perselisihan," katanya, menambahkan bahwa negara Afrika Utara tersebut menghadapi "konspirasi komplotan" mencoba untuk menyerang persatuan dan stabilitas.

Arab Saudi adalah sekutu dekat mantan Presiden Hosni Mubarak - orang kuat veteran yang dijatuhkan dari kekuasaan oleh pemberontakan rakyat tahun 2011 - dan mereka takut penyebaran ideologi Ikhwanul Muslim ke monarki Teluk tersebut.

Raja Abdullah merupakan pemimpin negara pertama yang memberikan ucapan selamat kepada pemimpin  militer Mesir Jenderal Abdul Fattah al-Sisi setelah menggulingkan Mursi dari Kursi presiden dan menjanjikan bantuan 5 miliar dolar AS (-+RP. 52 trilyun) untuk  Mesir setelah penggulingan tersebut.

Sikap Abdullah ini mencerminkan pandangannya yang paralel dengan kebijakan Amerika Serikat dan Zionis-Israel yang tidak menginginkan tegaknya pemerintahan Islam Sunni di Mesir.

Arab Saudi sangat paranoid (ketakutan) dengan perubahan politik yang terjadi di Mesir. Karena, Mesir merupakan negara yang memiliki posisi secara geopolitik sangat strategis di Timur Tengah. Karena itu, Arab Saudi, sebagai negara petro-dolar, tidak menginginkan perubahan apapun di Mesir, yang akan berdampak luas di seluruh Timur Tengah. Arab Saudi mencegah perubahan politik di Mesir dengan segala daya-upaya, agar tidak muncul kekuatan politik baru di negeri Spinx itu, dan tetap aman bagi Arab Saudi.

Perubahan di Mesir akan mengganggu hubungan negara-negara Arab terhadap sekutu utamanya Amerika Serikat. Ini akan menganggu dan berdampak terhadap kekuasaan para pemimin Arab. Sementara itu, Presiden Mesir ad-interim Al Adl Mansur, pernah menjadi konsultan di Arab Saudi, selama l5 tahun. (st/ahram)


latestnews

View Full Version