GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Badan intelijen dan keamanan Mesir melatih para anggota dari sebuah kelompok yang menyebut dirinya "Tamarod Gaza," seorang pejabat senior Hamas mengatakan pada Jumat (23/8/2013).
Dalam sebuah video yang dirilis Ahad, para aktivis bertopeng membacakan sebuah pernyataan "Tamarod Gaza" yang menyerukan protes di seluruh wilayah itu pada 11 November untuk menggulingkan Hamas.
Pada tanggal 11 November, semua "tirani dan penindasan yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin di Gaza" akan berakhir, menurut pernyataan itu.
Gerakan Tamarod Mesir adalah kelompok protes yang diselenggarakan oposisi yang menentang pemerintahan Presiden Muhamad Mursi, pemimpin Ikhwanul Muslimin yang digulingkan pada tanggal 3 Juli lalu.
Pejabat senior Hamas Yahya Mousa mengatakan kepada surat kabar Libanon El-Nashra bahwa Tamarod memiliki pusat di Tepi Barat dan Gaza dan bahwa anggotanya dilatih oleh badan intelijen dan keamanan Mesir.
Badan keamanan Hamas telah menahan para anggota kelompok itu di Gaza dan mereka sedang diinterogasi, Mousa menambahkan.
"Ada perbedaan besar dalam realitas antara Mesir dan Gaza. Mereka para pengkhianat tidak memiliki tempat dimana pun di antara orang-orang Palestina yang melindungi sistem politik dan perlawanan," kata Mousa.
"Kelompok-kelompok ini tidak akan berhasil dan tidak akan memiliki dampak apapun di Gaza," kata pejabat Hamas.
Mousa menolak klaim kelompok itu sedang memerangi "penindasan" di Gaza. "Ini tidak berarti apa-apa. Orang-orang kami di Gaza menderita akibat penindasan dari Presiden Mahmoud Abbas, Israel dan AS," katanya.
Dia menambahkan: "Kelompok-kelompok ini ingin menggelamkan bangsa dalam darah untuk menjaga Israel sebagai satu-satunya kekuasaan dan kontrol di daerah tersebut... Bangsa Arab sedang terkena konspirasi internasional yang Israel dan AS pimpin."
Mousa mengatakan "perang melawan teror" Washington adalah konspirasi melawan politik Islam di wilayah tersebut, dan ia menuduh Otoritas Palestina pimpinan Mahmoud Abbas untuk menjadi bagian dari koalisi AS tersebut.
Negara-negara Teluk mensponsori koalisi itu, yang bersekongkol terhadap Mesir di mana ia menciptakan sebuah "kudeta fasis dan pidana," kata pejabat Hamas tersebut.
Koalisi ini bekerja melawan martabat, kebebasan dan revolusi di negara Arab, tambahnya.
Menanggapi laporan tersebut, seorang pejabat Mesir tingkat tinggi mengatakan Hamas berusaha untuk melindungi diri dari kemarahan rakyat Palestina.
"Kami merasa kasihan dengan Hamas karena memiliki pikiran semacam itu yang kehilangan orang karena praktek-praktek yang menindas dan tidak adil terhadap mereka dan mulai menggunakan alasan untuk membenarkan kegagalan dan melindungi diri dari kemarahan rakyat Palestina," katanya kepada kantor berita Ma'an.
"Harus ada keputusan yang diambil di dalam gerakan tersebut untuk meningkatkan melawan Mesir untuk mencoba membuang semua masalah di Gaza pada saudara tuanya Mesir," tambahnya.
Pada bulan Juli, sebuah kelompok yang menyebut dirinya "Tamarod," kosa kata bahasa Arab untuk pemberontakan, berbaris melalui Ramallah menyerukan intifadhah ketiga.
Para demonstran bertopeng berpawai melalui jalan-jalan Ramallah, meneriakkan bahwa intifada ketiga, atau pemberontakan, akan memulihkan martabat perjuangan Palestina.
Mereka menyerukan faksi-faksi Palestina untuk melanjutkan kegiatan militer dan untuk bersatu dalam perlawanan terhadap pendudukan Israel. (ab/maan)