DOHA, QATAR (voa-islam.com) - Pemimpin senior Ikhwanul Muslimin Mohamed al-Beltagi telah meminta pendukung presiden terguling Muhamad Mursi untuk "bersabar," menjelang unjuk rasa masal hari Jum'at yang diserukan oleh sekutu pemimpin yang digulingkan.
"Saya mengingatkan Anda dan saya sendiri bahwa putus asa itu bukanlah sifat orang-orang yang jujur, tetapi untuk percaya terhadap janji Allah," kata al-Beltagi dalam rekaman video yang disiarkan oleh televisi Al Jazeera yang berbasis di Doha Qatar para Rabu (28/8/2013) malam.
Kelompok-kelompok anti-kudeta merencanakan pengerahan massa pada hari Jumat dengan tujuan " merebut kembali revolusi Januari (yang menjatuhkan Presiden Hosni Mubarak dari kekuasaan). "
Al-Beltagi mengatakan" tujuan kami adalah hanya satu dan kami berharap untuk hidup terhormat tanpa dikte dari pihak manapun di dalam atau di luar negeri".
"Kami berkorban demi tanah air, bukan untuk kepentingan pribadi," kata al-Beltagi .
Pemimpin senior Ikhwanul Muslimin tersebut saat lari dari pemerintah Mesir, yang menuduhnya menghasut kekerasan.
Putrinya yang berusia 17 tahun, Asmaa Al-Baltagi adalah salah satu dari ratusan demonstran yang tewas awal bulan ini dalam pembantaian oleh aparat keamanan Mesir di dua kamp protes pro-Mursi di Kairo dan Giza.
Dalam rekaman video sebelumnya pada hari Senin, al- Beltagi mengecam tentara dan polisi, menuduh apa yang dia sebut para pemimpin kudeta" menggunakan dalih memerangi terorisme untuk membenarkan kudeta itu dan menipu rakyat".
Pemerintah Mesir telah melepaskan tindakan keras pada Ikhwanul Muslimin sejak pembantaian terhadap para demonstran aksi duduk damai pro Mursi pada 14 Agustus lalu.
Pihak berwenang mengatakan bahwa tindakan keras tersebut merupakan bagian dari upaya untuk " memerangi terorisme dan hasutan untuk melakukan kekerasan," sementara Ikhwan mengatakan bahwa protes mereka damai untuk mengembalikan Mursi ke kursi jabatannya.
Mesir sendiri telah berada dalam keadaan kacau sejak militer menggulingkan Mursi, presiden pertama Mesir yang terpilih secara bebas, pada 3 Juli lalu. (an/wb)