View Full Version
Sabtu, 07 Sep 2013

Twitter Kembali Tutup Akun Twitter Pejuang Islam Somalia Al-Shabaab

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Jejaring sosial Twitter hari Jum'at (6/9/2013) kembali menutup akun Twitter unggulan miliki kelompok pejuang Islam Somalia yang terkait Al-Qaidah, Al-Shabaab, untuk kali kedua kurang dari 24 jam setelah seorang pakar terorisme yang berbasis di AS melaporkan pelanggaran dari persyaratan layanan Twitter.

Penutupan akun @HSMPress1 itu datang hanya beberapa hari setelah Al-Shabaab menyatakan tanggung jawab atas upaya pembunuhan yang gagal terhadap presiden Somalia dan mentweet bahwa di waktu berikutnya presiden itu tidak akan begitu beruntung.

Al-Shabaab menggunakan Twitter terutama untuk menyatakan tanggung jawab atas pembunuhan terhadap musuh dan menyebarkan pandangannya tentang peristiwa di Somalia dan Afrika Timur. Sebuah laporan PBB mengenai Somalia yang dirilis bulan lalu mengatakan para ahli PBB percaya orang yang menjalankan akun berbahasa Inggris tersebut adalah seorang warga Inggris yang merupakan anggota Al-Shabaab.

Pada Januari, Twitter menutup akun Al-Shabaab sebelumnya dua hari setelah kelompok itu menggunakan media sosial tersebut untuk mengumumkan ancaman pembunuhan terhadap sandera Kenya. Persyaratan layanan Twitter mengatakan mereka tidak mengijinkan ancaman spesifik kekerasan terhadap orang lain dalam postingan-nya.

Penggunaan Twitter oleh para jihadis menggunakan memiliki keuntungan dan kerugian, para analis terorisme mengatakan. Para analis dan pemerintah dapat menggunakan postingan Twitter para pejuang Islam untuk mengumpulkan data intelijen, tetapi mujahidin bisa menggunakan akun tersebut untuk menyebarkan propaganda dan merekrut pejuang.

Penutupan akun tersebut tampaknya membuat Twitter Al-Shabaab hanya berhenti sementara. Siapa pun yang menjalankan akun itu dapat dengan mudah membuka akun yang lain lagi.

JM Berger, analis terorisme yang berbasis di AS yang membuat beberapa postingan pada hari Kamis tentang pelanggaran Al-Shabaab di Twitter, mengatakan dalam posting Jumat pagi bahwa "Saya yakin Al-Shabaab akan kembali di Twitter, tapi mungkin lain kali mereka akan tahu mereka harus berperilaku seperti orang sopan untuk tinggal."

Para analis memperdebatkan apakah masyarakat lebih baik dilayani dengan menutup akun media sosial dan pesan yang mereka seberluaskan atau lebih baik untuk membiarkan akun itu tetap terbuka sehingga data intelijen dapat dikumpulkan. Berger berpendapat bahwa ada sedikit nilai intelijen yang bisa digali dari akun-akun tersebut.

Berger menulis awal tahun ini, setelah Twitter yang pertama ditutup, bahwa penutupan akun tersebut memperkuat data intelijen karena para ahli dapat melacak siapa yang dengan cepat mengikuti akun Twitter baru itu, dan bahwa mereka sering orang-orang dengan keterkaitan atau kepentingan dalam Al-Shabaab atau terorisme. (st/aby)


latestnews

View Full Version