NEW YORK, AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Pasukan pemerintah Suriah sangat mungkin bertanggung jawab atas serangan senjata kimia mematikan bulan lalu yang menewaskan lebih dari 1.000 orang, Human Rights Watch mengatakan pada hari Selasa (10/9/2013).
Sebuah laporan 22 halaman yang dikeluarkan kelompok Hak Asasi Manusia Internasional yang berbasis di New York Amerika Serikat menyimpulkan bahwa ditemukan bukti "sangat menunjukkan" bahwa militer Presiden Suriah Bashar Al-Assad melakukan serangan tersebut.
Human Rights Watch mempublikasikan komentar setelah menganalisis laporan-laporan saksi dari serangan di Ghouta pada 21 Agustus, serta informasi tentang sumber kemungkinan serangan tersebut, puing-puing fisik dari senjata yang digunakan, dan gejala medis korban.
"Puing-puing rocket dan gejala korban dari serangan 21 Agustus terhadap Ghouta memberikan bukti tanda tentang sistem senjata yang digunakan," kata Peter Bouckaert, direktur keadaan darurat Human Rights Watch dan penulis laporan ini.
"Bukti ini sangat menunjukkan bahwa pasukan pemerintah Suriah meluncurkan roket yang membawa hulu ledak kimia ke pinggiran kota Damaskus di pagi mengerikan itu."
Kelompok yang berbasis di New York itu mengatakan Suriah mengatakan gas saraf yang digunakan adalah "kemungkinan besar, sarin." (st/aby)