View Full Version
Rabu, 11 Sep 2013

Komandan Oposisi Kecam 'Kesepakatan Kotor' atas Senjata Kimia Suriah

SURIAH (voa-islam.com) - Rencana Barat khusunya Amerika, untuk melakukan intervensi militer ke Suriah menyusul serangan senjata kimia rezim Bashar Al-Assad terhadap warga sipil di pinggiran Damaskus yang menewaskan 1000 orang lebih warga sipil, semakin lama makin terlihat hanya sebagai "lelucon" setelah diterimanya usulan sekutu dekat Suriah, Rusia untuk melucuti senjata kimia Assad untuk menghindari aksi militer ke negara tersebut.

Sikap tidak jelas Barat ini mengundang kecaman dari pihak opoisi.

Seorang komandan pejuang oposisi Suriah hari Selasa (10/9/2013) mengecam rencana Rusia untuk Suriah untuk menyerahkan senjata kimia Assad untuk menghindari serangan militer Barat sebagai "kesepakatan kotor" dan "manuver internasional."

"Apa yang terjadi adalah upaya untuk menyelamatkan Obama dari pohon yang ia naiki, setelah itu Rusia meninggalkannya di sana dan mengambil tangga," kata Kolonel Abdul Jabbar al-Oqaidi, seorang komandan senior di Tentara Pembebasan Suriah, dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya .

Mengambil senjata kimia dari Presiden Bashar al-Assad "akan melayani Israel, bukan rakyat Suriah," katanya.

..Apa yang terjadi adalah upaya untuk menyelamatkan Obama dari pohon yang ia naiki, setelah itu Rusia meninggalkannya di sana dan mengambil tangga..

"Semua teriakan dalam masyarakat internasional selama ini adalah karena senjata kimia dan bukan karena kekejaman Assad terhadap rakyatnya menggunakan tank dan peluncur roket," tambahnya.

Kolonel Oqaidi mendesak warga Suriah untuk bersatu di sekitar tentara pemberontak dan tidak bergantung pada dukungan internasional untuk menggulingkan rezim Assad dari kekuasaan.

Dia menolak setiap solusi politik untuk krisis sebelum kepergian Assad dari kekuasaan, mengatakan bahwa badan keamanan khusus akan dibentuk untuk mengisi kekosongan keamanan sebagai antisipasi setelah penggulingan Assad.

Ia menyalahkan sayap politik revolusi Suriah karena kurangnya koordinasi dengan sayap militer, mempertanyakan legitimasi pemimpin politik, yang, katanya, "mewakili negara yang mencalonkan mereka, bukan orang-orang Suriah."

Komandan pejuang oposisi itu juga mengecilkan keberadaan pejuang asing di Suriah, mengatakan jumlah mereka tidak melebihi 2.000, sedangkan FSA memiliki sekitar 200.000 pejuang. Dia mengatakan para pejuang Islam Suriah sekitar 10.000 anggota. (an/aby)


latestnews

View Full Version