LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Salah satu perguruan tinggi terbesar di Inggris pada hari Jumat (13/9/2013) mencabut larangan cadar bagi Muslim setelah ribuan orang menandatangani petisi untuk menentang aturan tersebut.
Birmingham Metropolitan College mengatakan di Facebook akan mengubah kebijakan untuk mengizinkan "orang untuk memakai item tertentu dari pakaian pribadi untuk mencerminkan nilai-nilai budaya mereka."
Perguruan tinggi yang terletak di Birmingham, sebuah kota di Inggris tengah dengan populasi Muslim yang besar, sebelumnya mengatakan akan mengharuskan "pelepasan hoodies, topi, peci dan jilbab sehingga wajah terlihat."
Kebijakan ini pada dasarnya telah melarang niqab, cadar yang dikenakan oleh beberapa perempuan Muslim yang mencakup seluruhnya kecuali mata.
Kebijakan ini mendapat dukungan dari Perdana Menteri David Cameron.
Juru bicara Cameron mengatakan dia yakin lembaga pendidikan harus mampu "mengatur dan menegakkan kebijakan seragam sekolah mereka sendiri."
Tetapi sekitar 9.000 orang menandatangani petisi yang dikoordinasi oleh National Union of Students (NUS) Black Student Campaign menentang kebijakan tersebut, sementara ratusan siswa telah merencanakan untuk memprotes larangan tersebut pada Jumat.
"Larangan ini merupakan pelanggaran yang lengkap tentang hak untuk kebebasan beragama dan ekspresi budaya dan merupakan pelanggaran jelas terhadap hak perempuan untuk memilih, " kata petugas NUS mahasiswa kulit hitam Aaron Kiely'.
Birmingham Metropolitan College menawarkan pendidikan yang lebih tinggi dan lebih jauh mulai dari usia 16 ke atas.
Wakil Perdana Menteri Nick Clegg mengatakan pada acara radio mingguan LBC bahwa ia "gelisah" mengenai kebijakan tersebut .
Shabana Mahmood, seorang anggota parlemen lokal untuk partai oposisi Partai Buruh, mengatakan " perubahan kebijakan tersebut yang sangat disambut baik." (an/gn)