MESIR (voa-islam.com) - Pemerintah Mesir semakin meningkatkan isolasi mereka terhadap kaum Muslim Palestina di gaza dengan kembali meledakkan lebih banyak terowongan di sisi perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza yang terkepung yang dilakukan oleh militer negara tersebut.
Militer telah meningkatkan penghancuran terowongan di sisi perbatasan Mesir sejak penggulingan mantan presiden, Muhamad Mursi pada 3 Juli lalu.
Tentara Mesir telah menghancurkan puluhan fasilitas dengan meledakkan, membuldozer atau menyalurkan air ke dalam terowongan-terowongan tersebut.
Beberapa orang Palestina telah kehilangan nyawa mereka karena mereka terperangkap dalam terowongan selama operasi penghancuran.
Lebih dari 80 persen dari terowongan-terowongan tersebut tidak dapat lagi digunakan setelah mereka dihancurkan oleh pasukan keamanan Mesir.
Fasilitas bawah tanah berfungsi sebagai sebuah kelangsungan hidup bagi lebih dari 1,7 juta jiwa penduduk Gaza. Penghancuran Mesir terhadap terowongan yang menuju ke wilayah yang diblokade Israel tersebut telah menyebabkan kekurangan bahan bakar dan barang-barang lain.
Beberapa organisasi hak asasi manusia dan kelompok-kelompok sipil telah mengkritik tentara Mesir karena mencegah orang-orang di Gaza mengakses sebagian besar kebutuhan pokok mereka seperti bahan bangunan, makanan, dan bahan bakar.
Militer Mesir mengklaim penghancuran tersebut diperlukan untuk memerangi pejuang Islam di Semenanjung Utara Sinai, namun yang lebih nyata akibat dari penggusuran terowongan-terowongan itu telah menyebabkan kenaikan harga bahan bakar dan komoditas lainnya di wilayah pesisir. Warga Palestina harus menunggu dalam antrean panjang di SPBU dan menghadapi pemadaman listrik sehari-hari yang berlangsung sampai 14 jam.
Selain program penghancuran salah satu "urat nadi" kehidupan warga Gaza, militer Mesir juga dilaporkan berencana untuk memberlakukan zona penyangga di sepanjang perbatasan dengan wilayah Gaza yang diblokade Israel tersebu yang menjadi satu-satunya penjara terbuka terbesar di dunia. (ab/ptv)