Jakarta (voa-islam.com) Akhirnya Amerika Serikat menerima proposal yang diajukan Rusia, dan menghentikan rencana serangan militer ke Suriah. Amerika Serikat sejak awal ragu, dan tidak sungguh-sungguh melakukan elemenasi (penghancuran) senjata pemusnah massal (senjata kimia) yang dimiliki oleh Suriah.
Amerika Serikat sudah letih dan tidak memiliki energi berperang di Suriah. Kemampuan perang Amerika Serikat sudah sangat diragukan. Apalagi, Amerika Serikat mengalami kekalahan di Irak dan Afghanistan, membuat Obama ragu mengambil langkah tindakan militer terhadap Suriah. Apalagi, kemungkinan gagasan Obama tidak mudah mendapatkan dukungan di Senat dan Kongres.
Seorang pejabat Suriah , Menteri Rekonsiliasi Nasional Ali Haidar , yang disebut kerangka "kemenangan " dan terima kasih kepada Rusia yang berhasil mencegah aksi militer Amerika Serikat, seperti dilaporkan oleh kantor berita RIA Novosti.
Maka dengan disepakati proposal yang diajukan Rusia itu, sesungguhnya merupakan kemenangan bagi rezim Bashal al-Assad yang sudah melakukan pembantaian terhadapnya dengan senjata kimia. Dengan langkah yang diambil Amerika Serikat itu, selanjutnya Bashar al-Assad akan semakin leluasa melakukan pembantaian terhadap rakyatnya.
Ini menjadi tantangan barua bagi para pejuang Mujahidin Suriah, yang sekarang ini menghadapi makar antara Amerika Serikat, Rusia, dan Suriah, yang memang mereka bersekongkol ingin menghancurkan para pejuang Mujahidin, dan membiarkan Bashar al-Assad tetap berkuasa. af/hh