View Full Version
Sabtu, 05 Oct 2013

Jamaah Ikhwan Terus Melakukan Aksi Melawan Militer

Cairo (voa-islam.com) Nampaknya Jamaah Ikhwan tak berhenti melawan rezim militer, sekalipun mereka menghadapi kekejaman  yang sangat luar biasa. Mereka terus melakukan aksi demonstrasi menentang berbagai kejahatan yang dilakukan militer.

Berminggu-minggu relatif tenang, kembali bentrokan pecah antara pendukung Presiden Mohamad Mursy dan pasukan keamanan Mesir di beberapa wilayah di Kairo, ungkap media pemerintah melaporkan .

Tiga orang tewas dan 23 terluka di Zeitoun, Kairo barat, dan satu orang tewas dan 17 terluka di pusat kota Kairo, menurut media negara, Jum'at, 3/10/2013.

Kekerasan itu terjadi selama aksi demonstrasi yang dilakukan para pendukung Mursy di Kairo. Sejak penggulingan dan penahanan Mursy  pada bulan Juli, para pendukungnya kembali melakukan aksi demontrasi Jumat. Para pendukung Mursy tidak dapat masuk Tahrir Square dan istana kepresidenan, tambah Al - Ahram.

Pada hari Jumat , seorang politisi anti - Mursy ditikam di Kairo. Tidak jelas apakah serangan itu terkait dengan protes.

Media pemerintah melaporkan bahwa Khaled Dawoud luka tusukan di dada dan tangan. Dawoud mengundurkan diri dari pemerintah pada bulan Agustus sebagai protes atas tindakan keras yang berdarah terhadap para pendukung Ikhwanul Muslimin.

Pada bulan September, pengadilan Mesir melarang semua kegiatan Ikhwanul Muslimin dan membekukan keuangannya, dan tidak peduli oleh keluhan  masyarakat internasional.

Di PBB pekan lalu, menteri luar negeri ad interim Mesir berusaha menghapus kekejaman militer Mesir. Nabil Fahmy mengatakan Mesir akan mengadakan pemilihan di musim semi. Dia juga berpendapat bahwa proses politik terbuka untuk semua, selama mereka berkomitmen untuk menolak terhadap kekerasan dan terorisme", ungkap Nabil.

Rezim militer yang sekarang berkuasa di Mesir, melarang 60.000 khatib berkhotbah, dan bahkan menutup lebih dari 35.000 masjid yang selama ini digunakan aktivitas keagamaan. Karena, dicurigai menjadi basis gerakan Ikhwan.

Rezim militer Mesir mendapatkan dukungan dana yang tidak terbatas dari Arab Saudi, dan Raja Abdullah merupakan satu-satunya pemimpin Timur Tengah yang mengakui rezim militer yang dipimpin Jenderal Abdul Fatah al-Sissi.

Raja Abdullah menggunakan tangan Jenderal al-Sissi menumpas Jamaah Ikhwan dengan kekuatan militer, dan membunuh ribuan anggota, guna mencegah Ikhwan berkuasa lebih lanjut.

Raja Abdullah sangat takut kekuasaan Jamaah Ikhwan yang akan berdampak terhadap rakyat Saudi, dan akan menimbulkan revolusi yang dapat menggulingkan kerajaan.

Raja Abdullah meminta langsung Jenderal Al-Sissi menumpas Jamaah Ikhwan dengan kekuatan militer, guna mencegah pengaruh Ikhwan menjalan ke seluruh dunia Arab, dan pasti akan berkorban revolusi yang akan mempengaruhi rakyat Arab. af/hh


latestnews

View Full Version