View Full Version
Senin, 21 Oct 2013

Ramai-Ramai Menjual Gereja Katolik di Inggris

London, (voa-islam.com)  Masyarakat Eropa ramai-ramai meninggalkan gereja. Mereka tidak lagi pergi ke gereja. Mereka menjadi sangat sekuler, dan bahkan cenderung athies. Karena ajaran gereja tidak logis, dan tidak mampu menjawab rasionalis masyarakatnya.

Dunia Bulletin / News Desk
Santo Petrus Gereja Katolik di Stoke -on - Trent di Inggris dijual kepada umat Islam setelah menutup pintu karena jemaat menyusut .
Muslim membeli gereja setelah penutupannya , menurut laporan berita di pers Inggris .
Para pemimpin gereja menyatakan Kristen di daerah sekarang bisa menghadiri gereja lain di dekatnya dan uang dari penjualan akan digunakan untuk kepentingan umat .
Meskipun identitas pembeli yang tersisa dirahasiakan , juru bicara gereja mengatakan sejumlah kecil penawaran telah diterima namun komunitas Muslim lokal membuat penawaran terbaik.
" Jumlah umat Katolik yang tinggal di daerah tersebut telah menyusut baru , " kata jurubicara itu , menambahkan , " Keuskupan Agung Birmingham memiliki lebih dari 200 gereja paroki dan umat Katolik diperkirakan lebih dari 285.000 . "
Sebuah survei di Inggris 2007 menemukan bahwa hanya 15 persen warga Inggris pergi ke gereja setidaknya sekali sebulan. Penelitian lain mengungkapkan Inggris memiliki salah satu tingkat terendah kehadiran di gereja di Eropa .London (voa-islam.com) Bukan hal baru. Di mana gereja di jual kepada Muslim. Di daratan Eropa dan Barat umumnya, kecenderungan masyarakat sudah tidak tertarik lagi pergi ke gereja. Misa di gereja dikunjungi hanya beberapa orang. Banyak gereja yang kosong ditinggalkan jemaatnyaMasyarakat di Barat semakin tidak tertarik lagi terhadap gereja dan agama Kristen atau Katolik. Karena agama Kristen dan Katolik, sangat tidak logis. Apalagi, dikalangan gereja belangsusng praktik menyimpang, seperti pelecehan sek terhadap anak-anak dibawah umur alias praktik pedopeli. Baru-baru ini, Gereja Katolik Santo Petrus di Stoke di Inggris dijual kepada umat Islam setelah gereja itu bangkrut dan menutup kegiatan misa mereka,  karena jemaatnya terus  menyusut. Para pastor hanya ditemani beberapa orang jemaat, dan tidak lagi menarik bagi masyarakat, khutbah-khutbah yang disampaikan para pendeta atau pastor.

Karena itu, banyak  jemaat yang sudah tidak lagi tertarik dengan misa di gereja, kemudian gereja itu bangkrut dan dijual kepada Muslim. Ini bukan pertama kalinya, Muslim membeli gereja setelah penutupan gereja aitu, ungkap di pers Inggris, Minggu, 20/10/2013.

Para pemimpin gereja menyatakan umat Kristen atau Katolik bisa melakukan misa di daerah saling berdekatan. Banyaknya gereja yang sudah tidak berfungsi, kemudian dijual. Inilah ironi masyarakat Eropa yang sekarang sudah tidak lagi percaya kepada tuhan yesus. Akhirnya mereka menjadi sekuler dan cenderung atheis. Kemudian, gereja yang dijual itu, dibagikan dan diguanakan keperluan jemaatnya.

Meskipun identitas pembeli yang tersisa dirahasiakan , juru bicara gereja mengatakan sejumlah kecil penawaran telah diterima namun komunitas Muslim lokal membuat penawaran terbaik.

"Jumlah umat Katolik yang tinggal di Stoke terus  menyusut secara drastis",  kata jurubicara itu. Selanjutnya, juru bicara itu , menambahkan, "Keuskupan Agung Birmingham memiliki lebih dari 200 gereja paroki dan umat Katolik diperkirakan lebih dari 285.000", tambahnya. 

Sebuah survei di Inggris 2007 menemukan bahwa hanya 15 persen warga Inggris pergi ke gereja sebulan sekali. Penelitian lain mengungkapkan Inggris salah satu negara, di mana tingkat kehadiran masyarakatnya paling rendah kehadiran di gereja di Eropa. Selamat tinggal gereja, dan selamat datang Islam di Inggris.

Gereja di jual bukan lagi hal baru, di Belanda, Perancis, Belgia, dan sejumlah negara di Eropa, kejadian penjualan gereja itu, terus berlangsung. Banyak diantara gereja yang dibeli oleh imigan Turki, dan kemudian diubah menjadi masjid.f/hh


latestnews

View Full Version