View Full Version
Jum'at, 01 Nov 2013

Perdana Menteri Syi'ah Nuri Al-Maliki Minta Bantuan Ke AS untuk Perangi Mujahidin di Irak

WASHINGTON (voa-islam.com) - Kewalahan menghadapi serangan semakin gencar yang dilakukan oleh mujahidin Al-Qaidah terhadap pemerintah Syi'ah Irak, membuat Perdana Menteri Nouri al- Maliki, terbang ke AS untuk membahas masalah terorisme dan meminta AS membantu pemerintahannya untuk memerangi para mujahidin.

Perdana Menteri Syi'ah Irak, Nouri al- Maliki, hari Jum'at ini dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih, di mana ia berharap suntuk mencari bantuan dalam memerangi mujahidin di negaranya.

Dalam pidato hari Kamis (31/10/2013), Nouri Al-Maliki, seorang penganut Syi'ah, mengatakan kelompok "teroris", sebuah referensi untuk mujahidin Al-Qaidah dan pejuang Sunni lain yang memerangi pemerintahan Syi'ah Irak, mengambil keuntungan dari kevakuman kekuasaan yang diciptakan oleh revolusi di dunia Arab.

Irak mengalami kekerasan terburuk dalam lima tahun. Serangan bom, terutama terhadap penganut Syi'ah tetapi juga beberapa menargetkan Muslim Sunni, sehingga memicu ketegangan sektarian.

Pemberontakan Arab memungkinkan kelompok "teroris" untuk kembali, kata Maliki.
 
"Jadi sebuah kevakuman tercipta dan Al-Qaidah serta organisasi-organisai "teroris" lainnya mampu memanfaatkan itu dan untuk mendapatkan tanah. Mereka diuntungkan oleh jatuhnya struktur negara. Jadi sekarang kita melihat realitas baru di wilayah yang memungkinkan "terorisme" untuk kembali," kata Maliki.

Nouri Al-Maliki di Washington mencari bantuan militer baru, seperti helikopter dan aset-aset untuk mengumpulkan intelijen, untuk memerangi mujahidin. Baru-baru Baghdad menghabiskan 650 juta dolar AS untuk uang muka pesawat tempur F-16 ketika negara itu terus membangun militernya.

Dia mengatakan perang di Suriah mengancam wilayah tersebut.

"Kami memperingatkan, dan kami takut, dan kami mengkhawatirkan potensi keberhasilan organisasi "teroris" di Suriah. Jika mereka sampai mereka, kami dan seluruh dunia harus melakukan segalanya untuk mencegah hal ini," katanya. (st/voa)


latestnews

View Full Version