View Full Version
Ahad, 03 Nov 2013

Pejabat AS Akui Perang Berkepanjangan di Afghanistan adalah Kesalahan

AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Seorang pejabat senior AS mengatakan kesalahan yang dilakukan oleh Barat di Afghanistan menelan biaya korban jiwa yang tidak perlu dan memperpanjang perang berdarah 12 tahun di negara tersebut.

James Dobbins, Utusan Khusus AS untuk Afghanistan dan Pakistan, mengatakan pada Sabtu (2/11/2013) bahwa kesalahan yang dilakukan oleh Barat memperpanjang pertumpahan darah di seluruh negara yang dilanda perang tersebut.

Dobbins menambahkan bahwa meminggirkan Iran dan Rusia setelah invasi di Afghanistan oleh AS dan sekutunya adalah salah.

Utusan khusus AS menekankan bahwa Teheran dan Moskow dapat memainkan peran mereka dalam membangun kembali negara itu setelah penarikan pasukan asing pimpinan AS dari Afghanistan.

Pernyataan itu datang saat Washington telah berjanji untuk menarik semua pasukan tempur dari Afghanistan pada tahun 2014. Namun, telah terkunci dalam negosiasi rumit dengan Kabul selama kemitraan strategis melampaui 2014.

Kelompok politik Afghanistan telah memperingatkan bahwa setiap hal akan menjadi lebih buruk seandainya AS mendirikan pangkalan militer permanen di Afghanistan.

Para tokoh Afghanistan juga telah banyak mencaci-maki pasukan pimpinan AS karena melakukan kejahatan tak termaafkan terhadap perempuan dan anak-anak Afghanistan sejak invasi negara pada tahun 2001.

Ribuan warga sipil Afghanistan, termasuk sejumlah besar perempuan dan anak-anak, telah tewas selama serangan malam hari oleh pasukan asing dan serangan drone pembunuh yang dikelola CIA.

Meningkatnya jumlah korban di Afghanistan juga telah menyebabkan kemarahan meluas terhadap AS dan negara-negara anggota NATO lainnya, mengurangi dukungan publik untuk perang Afghanistan.

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 sebagai bagian dari apa yang disebut perang melawan teror. Serangan tersebut menghapus Taliban dari kekuasaan mereka, namun membawa negara itu terperosok kedalam ketidakamanan selama bertahun-tahun. (st/ptv)


latestnews

View Full Version