JAKARTA (voa-islam.com) - Mursyid ‘Aam Jamaah Ikhwanul Muslimin Mohamed Badie Mesir , mengecam hakim yang memimpin persidangan di Kairo selatan, Senin, 9/12/2013.
"Militer yang berkuasa telah menewaskan ribuan rakyat Mesir, kata Badie. Badie mendapatkan dukungan dari para pemimpin Ikhwanul yang menjadi terdakwa lainnya dalam kasus yang sama , mereka berteriak : " ! Sidang tidak valid , penuntutan tidak sah", ujar mereka.
Seiring dengan Badie , terdakwa lainnya - termasuk anggota senior Ikhwanul Mohamed al - Beltagi dan Essam al - Erian , serta tokoh Salafi, Safwat Hegazi - muncul dalam sidang itu.
Para terdakwa menghadapi tuduhan menghasut kekerasan sehubungan dengan bentrokan yang menimbulkan banyak korban, akibat kekejian militer bulan Juli lalu, di Rabaa al-Adawiyah, al Fath di Aazam Street . Kejahatan militer Mesir yang sangat biadab itu, berkat dukungan Mufti al-Azhar Ahmad Tayeb, Partai Salafi Noor, kaum Sekuler, Liberal, Nasionalis, Kristen-Koptik, dan Raja Abdullah dari Arab Saudi.
Badie melanjutkan dengan mengatakan bahwa ia telah diinterogasi sehubungan dengan 24 kasus yang berbeda . " Dan saya sudah berulang kali mengatakan kepada jaksa bahwa saya dan kelompok saya adalah korban kejahatan persongkolan jahat , bukan pelaku kejahatan , " katanya .
Sekjen Jamaah Ikhwan Mohamad Al - Beltagi , mengatakan hakim : " Seluruh sistem peradilan tidak berani menunjuk jari pada orang-orang yang benar-benar membunuh orang Mesir , tidak ada yang bisa memanggil penjahat sebenarnya . "
Beltagi menambahkan: " Kehadiran Anda di sini adalah penghinaan terbesar untuk peradilan Mesir , saya tidak suka melihat Anda (hakim)] dimasukkan ke dalam posisi yang salah oleh militer ".
Pemimpin Ikhwanul Badie ditangkap pada 20 Agustus di sebuah apartemen di Kairo timur enam hari setelah pasukan keamanan membubarkan paksa demonstrasi yang mendukung Morsi di seluruh Cairo.
Sampai hari ini rezim militer yang dipimpin Jendral Abdul Fattah al-Sisi gagal menciptakan pemulihan keamanan, dan mengembalikan situasi damai di Mesir, seperti sebelum krisis di zaman Musi.
Berbagai pengamat politik di Mesir, sangat skeptis dengan pemerintahan militer, dan pasti gagal. Noam Chomsky seorang tokoh ilmuwan di Harvard, membuat prediksi Mursi akan kembali kepada kekuasaannya. Belum lama sindikasi media di Mesir, melakukan jajag pendapat, dan menunjukkan 68 persen rakyat masih tetap mendukung Mursi. msh/wb