SURIAH (voa-islam.com) - Lima belas kelompok oposisi bersenjata Suriah, termasuk Dewan Militer Tertinggi Tentara Pembebasan Suriah (FSA), telah membentuk sebuah front baru dengan nama "Front Pemberontak Suriah" untuk melawan pemerintah Presiden Bashar Al-Assad dan kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaidah di Suriah.
Mantan juru bicara Dewan Tertingg Militer, Kolonel Qassim Saad Eddine, meminta semua faksi lain untuk bergabung dengan Front Pemberontak Suriah, yang termasuk 15 batalyon dan brigade milik FSA. Saadeddine juga mengatakan baru "Front Pemberontak Suriah" akan menciptakan "inti dari tentara Suriah di masa depan."
Menurut pernyataan tersebut, tujuan dari grup baru itu "untuk menggulingkan rezim Al-Assad dan melindungi rakyat dan negara."
Pada bulan Juli 2013 Saadeddine mengatakan bahwa pembunuhan komandan senior FSA Kamal Hamami oleh Negara Islam Al-Qaidah dan Suriah Raya (ISIS) adalah deklarasi perang.
Pengumuman Front baru datang satu bulan setelah kelompok pejuang oposisi paling kuat Suriah mengatakan mereka telah melebur dalam sebuah kekuatan Islam baru yang disebut "Front Islam" dan berusaha untuk menggulingkan pemerintah Assad dan menggantinya dengan negara Islam.
Meski tidak berafiliasi langsung dengan Al-Qaidah sebagaimana dua cabang organisasi jihad global itu di Suriah, Jabhat Al-Nusrah dan Negara Islam Irak dan Suriah raya, namun Front Islam memiliki pandangan yang serupa dengan keduanya dan bersedia untuk bekerja sama menuju pembentukan negara Islam di bawah hukum syariah.
Sebagian besar brigade-brigade Islam yang membentuk Front Islam juga telah berjuang bersama kelompok Al-Qaidah sebelumnya dalam berbagai pertempuran melawan pasukan rezim Assad dan sekutunya.
Beberapa brigade pejuang oposisi sekuler yang berada dibawah kendali FSA dan yang lain telah beberapa kali terlibat bentrok dengan 2 afiliasi Al-Qaidah di Suriah dan juga Front Islam yang baru terbentuk sehingga mereka kehilangan kekuasaan di bebedapa wilayah.
Bentrokan terbaru adalah saat Front Islam menduduki posisi-posisi FSA di Bab El-Hawa dekat perbatasan Turki dan telah menyita gudang-gudang FSA tersisa, yang berisi penuh bantuan militer AS dimana penyitaan itu telah mendorong pemerintahan Barack Obama semalam mengumumkan bahwa negara itu membekukan semua bantuan langsung ke negara itu. (st/hd)