CAIRO (voa-islam.com) Pemerintah Mesir menegaskan, bahwa Gerakan Ikhwanul Muslimin dinyatakan sebagai “organisasi teroris”, pernyataan pemerintah ini tak setelah ledakan bom mobil yang menghancurkan polisi , dan menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 115 orang lainnya.
“Perdana Menteri Beblawi telah menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris", ujar bicara perdana menteri Sherif Shawki kepada kantor berita MENA, Selasa, 24/12/2013.
Kecaman terhadap Ikhwan menjelang referendum menge nai konstitusi baru yang disebut sebagai langkah besar pertama menuju demokrasi sejak penggulingan militer terhadap Presiden Mohammad Mursi Islam pada bulan Juli . Padahal, referendum terhadap konstitusi baru yang dibuat oleh tim yang dibentuk oleh rezim militer itu palsu, dan tujuannya hanya ingin mengokohkan kedudukan militer.
Perdana Menteri Beblawi seperti dikutip oleh News Agency mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas ledakan “tidak akan luput dari hukuman”, ujarnya .
Sementara itu, “Ikhwanul Muslimin mengutuk serangan terhadap markas polisi di Mansoura “, sebuah pernyataan email dari kantor pers kelompok London mengatakan , menurut kantor berita Reuters.
“Ikhwanul Muslimin menganggap tindakan ini sebagai serangan langsung terhadap persatuan rakyat Mesir dan menuntut penyelidikan segera , sehingga para pelaku kejahatan ini dapat dibawa ke pengadilan”.
“Sebagian besar korban berasal dari polisi. Ledakan itu disebabkan oleh bom mobil “, ujar Omar al-Shawatsi, Gubernur Daqahley.
Dampak dari ledakan itu terasa sekitar 20 kilometer jauhnya dan menghancurkan jendela gedung di dekatnya, kata sumber-sumber keamanan. Kepala keamanan untuk Daqahleya, Sami El-Mihi, terluka dalam ledakan itu dan dua asistennya tewas, kata beberapa sumber keamanan.
Sejak penggulingan Mursi telah terjadDia dipaksa dari kekuasaan pada 3 Juli setelah protes jalanan besar-besaran terhadap bergolak pemerintahan satu tahun , dengan jutaan menuduhnya power- pertumpahan darah yang meluas di Mesir. Lebih dari 8.000 pendukung Mursi telah tewas dalam tindakan yang keras oleh rezim militer, dan sebagian besar adalah anggota Ikhwan .
Kekerasan rezim militer Mesir yang dipimpin Jendral Abdul Fattah al-Sissi itu, justru tidak menghentikan perlawanan rakyat Mesir tehadap rezim militer, dan perjuangan kelompok-kelompok Islam terus berlanjut dengan jalan jihad. hh/wb.