KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Pemerintah Mesir mendesak negara-negara anggota Liga Arab untuk menegakkan perjanjian kontra terorisme yang akan memblokir dana dan dukungan untuk Ikhwanul Muslimin setelah Kairo menunjuk gerakan itu sebagai kelompok "teroris", Senin, 30/12/2013.
Kairo juga ingin para anggota Liga Arab untuk menyerahkan para buronan Islamis yang terkait dengan Ikhwanul Muslimin.
Pemerintah Mesir merupakan tangan dari junta militer memasukan dalam daftark teroris kelompok Ikhwanul Muslimin sebagai teroris pekan lalu, setelah para pejabat menuduh gerakan itu terlibat dalam bom jibaku yang menewaskan 15 orang di kantor polisi pada Selasa pekan lalu. Mesir sebelumnya juga telah mendesak Interpol dan PBB memasukkan Ikhwanul Muslimin dalam daftar teroris.
Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam terbesar di negara Mesir telah hidup dan eksis sebagai sebuah gerakan dakwah di sebagian besar negara-negara Arab, dan lebih 70 negara. Ikhwan mengutuk pemboman itu, dan diklaim oleh pejuang Islam terinspirasi Al-Qaidah yang berbasis di semenanjung Sinai.
Juru bicara kementerian luar negeri Mesir Badr Abdelatty mengatakan anggota Liga Arab yang menandatangani perjanjian kontra terorisme 1998, harus menegakkan itu melawan Ikhwanul Muslimin.
Perjanjian itu mengkordinasikan langkah-langkah anti - terorisme di antara para penanda tangan kesepakatan.
"Para penandatangan bertanggung jawab untuk melaksanakan perjanjian," kata Abdelatty kepada AFP, menambahkan para anggota Liga Arab harus menghentikan pembiayaan kelompok tersebut dan menyerahkan buronan Ikhwanul Muslimin ke Mesir.
Diratifikasi
Seorang pejabat Liga Arab mengatakan 18 dari 22 anggota Liga Arab telah meratifikasi perjanjian tersebut.
Liga Arab mengatakan telah memberitahu anggotanya tentang penunjukan Mesir terhadap Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris.
Mursi dan puluhan pemimpin Ikhwanul Muslimin menghadapi pengadilan dengan berbagai tuduhan, termasuk berkolusi dengan para pejuang Islam untuk melakukan serangan di Mesir.
Beberapa pemimpin Ikhwanul Muslimin telah meninggalkan negara itu, dan media kelompok tersebut kini berbasis di Inggris.
Gerakan ini telah memenangkan setiap pemilihan di Mesir setelah penggulingan orang kuat Hosni Mubarak pada tahun 2011.
Kelompok ini berhasil memenangkan Muhamad Mursi menjadi presiden dalam pemilihan bebas pertama negara itu pada tahun 2012, tetapi ia hanya bertahan setahun,kemudian militer menggulingkan Mursi di tengah protes jalanan dari kelompk liberalis sekuler dan Kristen yang menuntut pengunduran dirinya.
Sejak itu ribuan pendukung Mursi tewas dibantai oleh pasukan junta militer yang dipimpin Jendral Abdul Fattah al-Sisi, dan sebagian besar yang tewas itu, mereka dari kelompok Islam, dan 10.000 orang lebih lainnya dipenjarakan dalam tindakan keras terhadap para pendukung Mursi dan Ikhwsan.(st/aby)
Ket: Mahasiswa Universitas Kairo pendukung Ikhwanul Muslimin