AFGHANISTAN (voa-islam.com) Kelompok pejuang Islam Taliban membantah telah mengirim seorang gadis sepuluh tahun untuk melancarkan serangan jibaku terhadap polisi Afghanistan, sehari setelah gadis itu menyatakan bahwa kakak laki-lakinya memakaikan dia dengan rompi berisi bahan peledak itu, tapi dia menolak untuk meledakkan dirinya sendiri.
Qari Yusuf Ahamdi, seorang juru bicara Taliban menyangkal setiap keterlibatan pihaknya dalam dugaan rencana peledakan tersebut yang dia sebut hal itu sebagai propaganda pemerintah.
"Kami tidak pernah melakukan hal ini, terutama terhadap gadis-gadis," kata Ahamdi sebagaimana dilansir Al Arabiya (8/1/2014).
Gadis itu, yang mengaku bernama Spozhmai, ditahan pada hari Senin dan mengatakan abangnya, bernama Zahir, adalah seorang komandan Taliban.
Abang Spozhmai kini masih buron, sementara ayahnya, Abdul Ghfar, telah ditangkap oleh polisi perbatasan di provinsi selatan Afganistan, kata Seorang komandan polisi.
Pada hari Senin, Spozhmai berbicara kepada wartawan setelah Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan penahanannya dan mengatakan dia masih berusia 10 tahun.
Berbicara di depan kamera televisi, gadis 10 tahun itu mengatakan abangnya menyuruh dia untuk mendekati sebuah pos pemeriksaan dan meminta wakil komandan untuk mengantar dengan dia ke Provinsi Kunar.
"Saya setuju, kemudian dia mengikatkan rompi itu di tubuh saya dan mengatakan kepada saya untuk menghabiskan malam di sini dan pergi di pagi hari," kata Spozhmai.
Tapi setelah dia dan abangnya menghabiskan malam di suatu tempat, Spozhmai berkata dia memiliki pikiran lain.
"Saya mengatakan tidak mau melakukan hal itu, kemudian dia melepas rompi dan mencoba untuk meyakinkan saya bahwa mereka (polisi) akan mati dan saya tetap hidup," ucap gadis muda itu sambil menambahkan bahwa abangnya kemudian melarikan diri dengan rompi itu.
Polisi mengatakan mereka percaya dengan pengakuan Spozhmai.
"Laki-laki bernama Zahir memiliki rompi bom jibaku dan telah melarikan diri, tapi Spozhmai saat itu masih ada dan ketika komandan batalion kami mendengar suaranya, mereka mengelilingi area dan membawa gadis itu ke markas mereka, dan kita semua mendengar ceritanya bagaimana dia dipaksa melakukan tindakan ini," kata Kolonel Hamidullah Sediqi. (st/aby)
Ket: Spozhmai yang mengaku disuruh kakaknya menjadi pelaku serangan bom jibaku di pos polisi Afghanistan