BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Militer Libanon hari Rabu (15/1/2014) menangkap salah seorang komandan Brigade Abdullah Azzam yang terkait Al-Qaidah setelah menyerbu sebuah tempat tinggal Lembah Bekaa.
Selama serangan itu militer juga menembak dan menewaskan seorang tersangka kedua yang diduga terlibat dalam membantu pemimpin brigade tersebut.
Serangan tersebut terjadi beberapa pekan setelah militer menangkap komandan kelompok itu yang berasal dari Saudi, Majid al-Majid, yang meninggal pada 4 Januari di sebuah rumah sakit militer di Beirut, beberapa hari setelah penangkapannya.
Al-Qaidah cabang Libanon menyatakan bertanggung jawab untuk serangan jibaku di dekat Kedutaan Besar Iran di Beirut pada 19 November, yang menewaskan 30 orang termasuk seorang diplomat Iran.
Pihak militer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Intelijen militer menangkap seorang komandan dalam kelompok Al-Qaidah, yang diidentifikasi sebagai Jamal Daftardar, setelah mereka menggerebek sebuah tempat tinggal di Kamed al-Loz kota Lembah Bekaa.
Jamal Daftardar yang juga memakai nama Mohammad Ahmad al-Masri, yang dianggap sebagai kandidat utama untuk mengambil alih kepemimpinan dari Brigade Abdullah Azzam setelah meninggalnya Majid, seorang sumber keamanan kepada The Daily Star.
Jamal Daftardar, yang memiliki kartu identitas Suriah pada saat penangkapannya, memasuki Libanon enam bulan lalu setelah terluka parah di kaki dan punggung, kata sumber itu.
Laporan yang saling bertentangan muncul tentang kewarganegaraan dari anggota senior itu. Sumber tersebut mengatakan bahwa kebangsaan yang sebenarnya sulit untuk membedakan karena berbagai alias nya.
Tentara juga mengatakan bahwa unit intelijen menembak dan melukai tersangka lain dalam serangan itu. Tersangka, yang mengancam personel intelijen dengan sebuah granat tangan, kemudian meninggal karena luka-lukanya.
Sebuah sumber keamanan, yang berbicara kepada The Daily Star pada kondisi anonimitas, mengidentifikasi tersangka sebagai Mazen Abu Abbas.
Abu Abbas, bersama dengan rekannya yang lain, diyakini telah membantu transportasi Majid ke rumah sakit Beirut dari Bekaa Valley, sumber tersebut menambahkan. Militer mengklaim tidak dapat menginterogasi Majid karena kondisi kesehatannya memburuk.
Jenazah Majid dipulangkan ke Arab Saudi pekan lalu.
Dalam pernyataannya, Militer mengatakan penahanan itu terjadi sebagai bagian dari investigasi yang sedang berlangsung ke dalam serangan jibaku kembar di pos pemeriksaan militer terpisah di kota pesisir dari Sidon.
Brigade Abdullah Azzam mengatakan Majid mempelopori bom jibaku di luar kedutaan dan menyatakan Syi'ah Hizbullah memotong alat pembantu kehidupan Majid saat dia melakukan perawatan di rumah sakit.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Selasa, kelompok tersebut bersumpah untuk melaksanakan warisan Majid dan terus meluncurkan serangan terhadap Iran dan Syi'ah Hizbullah. (st/tds)