View Full Version
Ahad, 19 Jan 2014

Milisi Kristen Bantai 22 Muslim di Kota Bouar Afrika Tengah

REPUBLIK AFRIKA TENGAH (voa-islam.com) - Milisi Kristen telah membantai 22 Muslim, termasuk tiga anak-anak, dan melukai beberapa orang lain di Republik Afrika Tengah, sebuah kelompok kemanusiaan mengatakan.

Para milisi tersebut meluncurkan granat dan menggunakan parang terhadap warga sipil Muslim yang sedang dievakuasi pada hari Jumat dalam sebuah konvoi truk di kota Bouar, di bagian barat laut negara itu, Michael McCusker dari Save the Children mengatakan pada hari Sabtu (18/1/2014).

Dia menambahkan bahwa setidaknya 23 orang, termasuk anak-anak, terluka dalam serangan terhadap konvoi yang membawa keluarga yang sebagian besar Muslim dari desa Vakap ke negara tetangga Kamerun.

"Ini adalah tanda dari situasi masih penuh dan sangat berbahaya di Republik Afrika Tengah bahwa anak-anak dan keluarga mereka telah diserang dan dibunuh ketika mencoba untuk evakuasi ke tempat yang aman," kata Robert Lankenau, direktur kelompok tersebut di negara itu.

Republik Afrika Tengah berputar ke dalam kekacauan sejak Maret 2013 ketika pejuang Seleka menggulingkan Presiden Francois Bozize dan membawa Both Djotodia berkuasa. Bozize melarikan diri setelah kejatuhannya.

Pada tanggal 13 September 2013, Djotodia yang merupakan presiden Muslim pertama di Republik Afrika Tengah, membubarkan koalisi Seleka. Beberapa pemberontak kemudian bergabung dengan tentara reguler negara itu sementara beberapa lainnya melawan.

Djotodia dan mantan Perdana Menteri Nicolas Tiengaye mengundurkan diri pada tanggal 10 Januari karena tekanan kuat atas kegagalan pemerintah untuk mengatasi tingkat kekerasan di negara itu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Menurut laporan, lebih dari 1.000 orang tewas pada bulan Desember lalu saja. Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi mengatakan hampir satu juta orang telah mengungsi karena kekerasan negara itu.

Prancis menginvasi CAR yang merupakan bekas koloninya pada 5 Desember 2013, setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui sebuah resolusi yang memberikan lampu hijau kepada Uni Afrika dan Prancis untuk mengirim pasukan ke negara itu.

Prancis telah mengerahkan 1.600 tentara di negara itu, tetapi kekuatan intervensi yang didukung PBB, yang mencakup sekitar 4.000 pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, sedang berjuang untuk memulihkan keamanan di Republik Afrika.

Paris mengklaim tujuan misi ini adalah untuk menciptakan stabilitas di negara itu untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan untuk menjangkau daerah-daerah yang dilanda kekerasan, namun banyak kejadian di lapangan menunjukkan tentara Prancis lebih memihak milisi Kristen anti Balaka dan melakukan pembiaran saat milisi Kristen membantai umat Islam di CAR. (st/ptv)


latestnews

View Full Version