View Full Version
Jum'at, 24 Jan 2014

Kolonel Suriah: Kekejaman Rezim Assad Tidak Bisa Dilukiskan Dengan Kata-kata

TURKI (voa-islam.com) - Seorang Kolonel Angkatan Udara Suriah, yang menyaksikan langsung tindak kekerasan yang dilakukan oleh pasukan rezim Bashar Al-Assad telah mengatakan bahwa penyiksaan dan kekejaman yang sebenarnya jauh melampaui apa yang ditunjukkan dalam foto-foto yang baru-baru ini bocor sehingga tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

"Saya melarikan diri dari rezim dan berlindung di Turki, memperingatkan bahwa penyiksaan dan pembunuhan akan terus berlanjut selama Assad duduk di kekuasaan," katanya.

Kolonel itu mengatakan bahwa ia menjalani hukuman satu setengah tahun di penjara-penjara Suriah hanya karena ia tertangkap basah melakukan shalat dengan cara Muslim Sunni.

Assad sendiri bersama para loyalisnya merupakan penganut Syi'ah yang jelas-jelas sangat berbeda dalam segala hal, baik ibadah maupun aqidah, dengan Muslim Sunni.

"Aku meninggalkan rezim dan bergabung dengan pihak oposisi karena saya tidak tahan lagi dengan penyiksaan dan penghinaan rezim," kata sang kolonel.

Kolonel itu menunjukkan bahwa penyiksaan dan kekerasan lazim dilakukan oleh rezim Assad bahkan sebelum perang sipil pecah di negara itu, menambahkan, "Setelah perang sipil, intensitas kekejaman merajalela."

"Setiap orang yang ditahan atau dianggap sebagai pendukung oposisi mengalami penyiksaan yang tak tertahankan," katanya.

Kolonel itu mengatakan para pejabat rezim memadamkan rokok mereka pada tubuh para tahanan dan memukuli mereka, "Saya menyaksikan penyiksaan dan pembunuhan tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata," tambahnya .

Dalam wawancara khusus dengan AA  mantan kolonel Angkatan Udara Suriah tersebut mengomentari kumpulan foto-foto yang diterbitkan pada Senin dalam sebuah gabungan eksklusif oleh Anadolu Agency, CNN dan surat kabar Inggris Guardian, menunjukkan pembunuhan hampir 11.000 tahanan Suriah.

Lebih dari 126.000 orang telah tewas dalam tiga tahun konflik yang juga pengungsi lebih dari 6,5 juta orang. Lebih dari dua juta kini terdaftar sebagai pengungsi di negara-negara tetangga seperti Turki, Libanon dan Irak. (st/wb)


latestnews

View Full Version