MALAYSIA (voa-islam.com) - Partai Islam Se-Malaysia (PAS) mendesak pihak kepolisian untuk segera bertindak agar pelaku yang melemparkan bom ke sebuah gereja di Pulau Pinang ditangkap dan dikenai hukuman yang semestinya.
Wakil Presiden PAS, Muhammad Sabu percaya bahwa insiden yang terjadi di Church of The Assumption di Lebuh Farquhar, Pulau Pinang itu adalah upaya teror dari pihak yang tidak bertanggung jawab yang menginginkan suasana mencekam di Pulau Pinang.
"Polisi harus segera bertindak supaya pelaku yang melakukan upaya teror tersebut dapat segera ditangkap. Kita tidak ingin kondisi bertambah parah setelah peristiwa ini, karena insiden tersebut menargetkan tempat ibadah, sehingga hal ini bisa menimbulkan sentimen agama dan etnis," ungkap Muhammad Sabu.
Muhammad Sabu yang juga petinggi PAS Pulau Pinang itu meminta kepada pihak kepolisian Malaysia untuk menggunakan kekuatan mereka guna menangkap pihak-pihak yang sengaja menyalakan api provokasi antar etnis di Malaysia.
Tindakan provokasi, menurut Sabu, akan sering terjadi apabila pemerintah Malaysia kerap memancing keluhan dan tekanan dari rakyat, termasuk isu kenaikan harga barang dan jasa yang diberlakukan baru-baru ini.
"Saya yakin, dari apa yang terjadi saat ini, ada pihak yang ingin melakukan upaya teror yang bisa mengobarkan isu SARA. PAS tidak pernah terpancing untuk mengangkat isu etnis ini," jelasnya lagi.
Selain itu, untuk menghindari terjadinya insiden yang lebih besar, Muhammad Sabu berharap agar Perdana Menteri Malaysia, Datuk Sri Najib Tun Razak segera menyambut usulan oposisi Pakatan Rakyat untuk berdialog bersama guna menyelesaikan isu SARA yang memanas di Malaysia belakangan ini.
Dilaporkan, Senin pagi (27/1) waktu setempat sebuah gereja di Pulau Pinang dihantam bom molotov setelah sebuah spanduk yang bertuliskan kata "Allah" dibentangkan di luar geraja tersebut kemarin. Dua bom molotov diduga dilemparkan ke halaman gereja itu pada pukul 1.30 dini hari.
Sebelumnya, beberapa spanduk bertuliskan "Allah is Great", "Jesus is The Son of Allah" terlihat dipasang di halaman sejumlah gereja dan lokasi perhentian bus di wilayah itu. [Jemmy Hendiko/Harakah Daily/voa-islam.com]