View Full Version
Sabtu, 01 Feb 2014

Innalillahi, Kudeta Mesir Berimbas Pada Isi Khutbah Jumat Yang Dikontrol

MESIR (voa-islam.com) - Menteri Badan Wakaf Mesir Mohammad Mokhtar Goma hari ini (30/1) mengungkapkan bahwa, khutbah Jumat di seluruh Mesir akan disamakan. Mokhtar Goma merasa bertanggung jawab atas keanekaragaman judul dan isi para khatib di atas mimbar.

Menurutnya, hal ini sangat mendaasr karena tidak sedikit dari mereka  yang tidak mematuhi pilar-pilar dakwah yang telah ditentukan, yaitu panggilan kepada Allah SWT dan mau’idhah hasanah. Ia berpandangan bahwa doktrin politik dan kobaran api berontak terhadap pemerintah acap kali mewarnai khutbah di masjid-masjid.

Kementrian Perwakafan Mesir telah menetapkan tema Khutbah pada Jumat, 7 Februari 2014, adalah “Peranan Pemuda Dalam Pembentukan Masyarakat”. Jumat kedua, 14 Februari 2014, “Harapan dan Perbuatan”. Jumat Ketiga, 21 Februari 2014, “Ilmu dan Akal”. Dan pada Jumat keempat, 28 Februari 2014, tentang “Perlindungan Lingkungan dan Pengembangannya”.

Pihaknya juga menambahkan, bahwa reunifikasi dan penyatuan tersebut didasari oleh kepentingan bersama lebih diutamakan dari kepentingan kelompok atau individu.

Mulai tanggal 31 Januari 2013 lalu Pemerintah Mesir mengeluarkan kebijakan baru dimana semua Masjid di kawasan itu akan membawakan tema khotbah yang sama.

Sebagaimana dilansir dari laman BBCIndonesia, topic yang boleh digunakan para imam Masjid untuk khotbah Jumat ditentukan oleh Kementerian Islam Mesir setelah disetujui bisa diunggah dalam laman kementerian tersebut.

 

Untuk kebijakan perdana ini pada Jumat (31/1) waktu setempat adalah pentingnya membangun kembali permukiman penghuni liar dan pentingnya membantu kaum papa.

 

Selain menyeragamkan khotbah Jumat, Kementerian ini juga akan memberikan sanksi hukum kepada imam yang mendukung Ikhwanul Muslim dalam khotbahnya.

Kementerian ini juga akan memberikan sanksi hukum kepada imam yang mendukung Ikhwanul Muslim dalam khotbahnya.

Penyeragaman tema khotbah Jumat ini adalah satu dari serangkaian kebijakan dalam pengontrol atas tempat ibadah pemeluk Islam dan hanya mengizinkan ulama yang ditunjuk yang boleh menyampaikan Khotbah akibat kebijakan ini setidaknya ribuan Masjid di negara ini ditutup.

Terkait dengan kebijakan ini banyak kalangan kritikus negara tersebut mangatakan bahwa langkah ini ditujukan kepada para ulama yang kritis terhadap pemerintah yang mendukung militer.

Di Asia Tenggara, penyeragaman dan pengawasan isi ceramah khutbah Jum'at juga terjadi di Singapura, Thailand dan juga sebagian wilayah Malaysia. Inilah dampak negara dikuasai sistem yang tidak memperjuangkan aqidah Islam, negara hanya mementingkan kepentingan penguasa. Naudzubillah... [rojul/roidumami/Al-Youm Al-Sabi’/islamia]


latestnews

View Full Version