JALUR GAZA (voa-islam.com) - Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyeh mengecam pembicaraan antara rezim Israel dan Otoritas Palestina.
Berpidato dalam sebuah pertemuan di Kota Gaza pada hari Sabtu (15/2/2014), Haniyeh mengatakan gerakan perlawanan Palestina itu tidak akan terikat oleh kesepakatan dengan Israel.
"Yang disebut kerangka kerja Amerika tidak mengikat bagi kami," tambahnya, mengacu pada kerangka kerja AS untuk negosiasi tersebut.
"Kerangka kerja untuk menyelesaikan masalah Palestina ini tidak adil dan memaksakan pelanggaran Zionis terhadap tanah Palestina," kata Haniyeh, mencatat bahwa kesepakatan yang Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah rumuskan ditujukan untuk menyelesaikan pendudukan Palestina.
Haniyeh menyatakan bahwa perlawanan adalah pilihan strategis, mengatakan warga Palestina telah sia-sia berunding dengan Israel selama bertahun-tahun.
Menteri Luar Negeri AS berencana untuk mengungkap sebuah dokumen kerangka sebagai bagian dari pembicaraan yang diperantarai AS antara Israel dan Otoritas Palestina.
Sejak dimulainya kembali pembicaraan langsung, warga Palestina telah menolak sejumlah isu termasuk pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki dan Timur Al-Quds (Yerusalem).
Kebijakan perluasan pemukiman Israel di Tepi Barat telah menciptakan suatu hambatan yang besar untuk kemajuan pembicaraan tersebut.
Permukiman-pemukiman itu adalah ilegal di bawah Konvensi Jenewa, yang melarang pembangunan di tanah yang dijajah.
Putaran terakhir pembicaraan Israel-Palestina gagal pada 2010 setelah rezim Tel Aviv menolak untuk menghentikan pembangunan pemukiman bagi warga Yahudi.