View Full Version
Kamis, 20 Feb 2014

Pangeran Charles Seperti Raja Arab Saudi?

RIYAD (voa-islam.com) - Putera Mahkota Kerajaan Inggris, Pangeran Charles, ketika mengunjungi Arab Saudi , berpakaian layaknya  seperti penduduk Arab Saudi. Begitulah yang dilakukan oleh  Pangeran Charles ketika dia mengunjungi negara-negara Teluk, Senin , 17/2/2014.

Sebuah gambar yang dirilis menunjukkan Pangeran Charles yang berumur  65 tahun, saat melakukan kunjungan  ke Riyadh mengenakan pakaian tradisional dari kerajaan Arab Saudi, dan melakukan tarian 'Ardha'.  Pangeran Charles dalam foto mengenakan kemeja panjang sampai ke kaki, dan dikenal sebagai pakaian  tradisional yaitu tsawba . Di kepalanya , ia menggunakan tutup kepala yang disebut kufiyyah , dan igaal .

Pewaris tahta kerajaan Inggris juga membuat suatu tarian ' Ardha ‘,   tarian cerita rakyat penduduk asli Arab Saudi, dan  dilakukan pada perayaan atau acara-acara kebudayaan. Charles  menunjukkan antusias dengan tarian pedang, dikelilingi oleh sejumlah pangeran Arab Saudi . Sang pangeran tiba di Saudi,  Senin malam, sebagai bagian dari kunjungna empat hari  ke Timur Tengah, diantaranya  Riyadh dan  Qatar.Perjalanan menandai perjalanannya ke-10 ke Arab Saudi,  sejak ia pertama kali melakukan kunjungan ke negara-negara yang pernah dijajah oleh Inggris, di tahun 1986.

Duta Besar Inggirs untuk Kerajaan Arab Saudi Sir John Jenkins, mengatakan tentang perjalanan, “Kami dua kerajaan memiliki  persahabatan yang panjang , dan akan kembali ke dasar negara Saudi modern. Kesinambungan hubungan pribadi sangat  penting,  jika kita memahami satu sama lain lebih baik”, tambahnya.  Ini  hanya menggambarkan betapa Inggri s memiliki pengaruh atas Kerajaan Arab Saudi.

Dalam kisah “Lawrence” menggambarkan bagaimana, Inggris membantu dan mendorng Arab Saudi, lepas dari Khilafah Otsmaniyah, dan menjadi negara tersendiri, dan ini tujuannya melemahkan kekuatan Islam, dan Arab Saudi menerimanya. Maka, tak aneh jika Arab Saudi, sekarang terus dibawah pengaruh dan dominasi Barat, termasuk Eropa. Memang, karena sejarahnya begitu, mereka berada diantara penjajah Barat.

Di Indonesia, ada Snock Hourgronye, pura-pura masuk Islam, pergi haji, belajar Islam,  dan mengganti namanya sebagai ‘Abdul Ghaffar’,  kembali ke Indonesia dari Makkah, tetapi tujuannya hanya ingin menaklukan bangsa Aceh, di mana Belanda gagal menaklukkannya. Maka, melalui Snock Horgrounye itu, Belanda melemahkan semangat jihad, dan iman serta  aqidah bangsa Aceh. Tujuannya hanya menjajah, menghilangkan ghirah Islam bangsa Aceh. (afgh/wb/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version