View Full Version
Ahad, 02 Mar 2014

Saudi Balas Kritik Rusia Atas Dukungan Untuk Bashar Al-Assad

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Arab Saudi telah menghantam balik kritik Rusia atas rencana Riyadh untuk memasok rudal sejenis Stinger atau SAM untuk pejuang oposisi Suriah, dan mengatakan itu dukungan Moskow untuk Damaskus yang memperpanjang konflik tersebut.

Seorang juru bicara mengatakan kepada kantor berita resmi Saudi, SPA pada Jumat (28/2/2014) malam bahwa kementerian luar negeri Saudi merasa " heran dengan kritik Rusia terhadap Arab Saudi karena dukungannya terhadap rakyat Suriah".

Dia mengatakan Rusia sendiri gigih untuk mendukung Presiden Suriah Bashar Al-Assad, dan negara itu berulang kali menggunakan vetonya di Dewan Keamanan PBB, yang itu menghalangi solusi damai.

"Dukungan ini adalah alasan utama atas kebiadaban rezim Suriah dan untuk konflik selama tiga tahun yang menyeret tanpa harapan penyelesaian akhir atas salah satu krisis kemanusiaan yang paling serius di zaman kita."

Pada hari Selasa, Rusia memperingatkan Arab Saudi atas rencana negara itu untuk memasok pejuang oposisi Suriah dengan rudal yang diluncurkan dari bahu, mengatakan langkah tersebut akan membahayakan keamanan di Timur Tengah dan sekitarnya.

Kementerian luar negeri Rusia mengatakan pihaknya "sangat prihatin" oleh laporan berita bahwa Arab Saudi berencana untuk membeli sistem rudal darat ke udara dan rudal anti tank buatan Pakistan untuk pejuang oposisi Suriah yang berbasis di Yordania.

"Jika senjata sensitif ini jatuh ke tangan ekstremis dan teroris yang telah membanjiri Suriah, ada kemungkinan besar bahwa pada akhirnya akan digunakan jauh dari perbatasan negara Timur Tengah ini," klaim kementerian itu.

Ketegangan panjang antara Rusia dan Arab Saudi telah meningkat lebih lanjut sebagai akibat dari konflik Suriah, dengan Moskow mendukung penuh Assad sementara Riyadh menawarkan dukungan terbuka untuk para pejuang oposisi.

Rusia dan Syi'ah Iran adalah sekutu besar terakhir Assad dalam konflik yang telah meninggalkan diperkirakan 140.000 orang tewas sejak dimulai sebagai protes damai pada Maret 2011 yang disikapi dengan kejam dan brutal oleh rezim Damaskus sehingga berujung pada perang yang terus berlangsung hingga kini. (by/tds)
 


latestnews

View Full Version