View Full Version
Ahad, 09 Mar 2014

Nouri Al-Maliki: Arab Saudi dan Qatar Nyatakan Perang dengan Irak

BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Perdana Menteri Syi'ah Irak Nouri Al-Maliki mengatakan Arab Saudi dan Qatar memicu militansi di Irak, yang telah diganggu oleh gelombang serangan mujahidin yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam sebuah wawancara dengan France 24 siaran pada hari Sabtu (8/3/2014), Maliki mengatakan negara-negara Arab itu telah secara efektif menyatakan perang terhadap Irak dengan menghasut kekerasan sektarian di negara tersebut.

Dia menyalahkan negara-negara Arab tetangga untuk mendestabilisasi Irak dengan mendukung kelompok mujahidin terkait Al-Qaidah yang beroperasi di negara itu.

"Mereka menyerang Irak, melalui Suriah dan dengan cara langsung, dan mereka menyatakan perang terhadap Irak, sebagaimana mereka menyatakan itu di Suriah, dan sayangnya perang itu atas dasar sektarian dan politik," kata Perdana Menteri Syi'ah tersebut.

Maliki menganggap Arab Saudi dan Qatar bertanggung jawab atas krisis keamanan dan perkembangan terorisme serta kekerasan sektarian di Irak, dan mencela Riyadh sebagai pendukung utama terorisme global.

Dia menuduh Riyadh dan Doha telah memberikan dukungan politik, keuangan dan media untuk kelompok-kelompok militan dan "membeli senjata untuk kepentingan organisasi-organisasi teroris."

Pernyataan Al-Maliki yang berasal dari Syi'ah ini sepertinya hanya berdasar pada kebencian terhadap negara Sunni itu semata tanpa melihat fakta sesungguhnya, karena bagaimanapun Arab saudi adalah salah satu negara yang memusuhi mujahidin Al-Qaidah sejak lama meski secara resmi baru menetapkan kelompok itu dalam daftar hitam mereka sehari lalu.

Pada hari Jumat, Riyadh memasukkan kelompok Al-Qaidah ke dalam jaringan teroris. Bersama kelompok itu ada 8 organisasi lain yang juga dimasukkan ke dalam hitam terorisme Saudi antara lain, Al-Qaidah di Semenanjung Arab, Al-Qaidah di Yaman, Al-Qaidah di Irak, Negara Islam Irak dan Suriah Raya (ISIS)Jabhat Al-Nusra," Syi'ah Hizbullah," dan Syi'ah Houthi di Yaman, termasuk satu yang mengklaim menganut ajaran Islam moderat tanpa "ekstremisme atau radikalisme, Ikhwanul Muslimin.

Irak telah mengalami siklus mematikan kekerasan dalam enam tahun terakhir, dengan Anbar dipandang sebagai pusat militansi Al-Qaidah yang melanda bagian barat negara itu selama dua bulan terakhir.

Kekerasan meletus di Anbar Desember lalu ketika pasukan keamanan menyerbu sebuah kamp protes Sunni menjadikannya titik tolak perlawanan bersenjata suku-suku Sunni terhadap pemerintah Syi'ah Irak.

Menurut angka resmi, sekitar 1.013 orang tewas pada bulan Januari, menjadikannya bulan paling mematikan di Irak sejak April 2008.

Militansi telah merenggut lebih dari 500 nyawa nasional sejauh bulan ini. (by)


latestnews

View Full Version