View Full Version
Senin, 10 Mar 2014

Ulama Saudi Bersimpati Kepada Ikhwan Ikut Diberangus

RIYAD (voa-islam.com) - Pemerintah Arab Saudi pada  Jumat (7/3), menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris, kebijakan  itu merupakan upaya menyerang Ikhwan dalam kondisi mereka yang sulit, akibat tindakan junta militer Mesir.

Arab Saudi ikut menyatakan Ikhwan sebagai ‘teroris’, langkah ini seperti yang dijalankan oleh Zionis-Israel dan Amerika yang menyatakan al-Qaidah sebagai teroris.

Langkah Arab Saudi itu, sebagai langkah kampanye ke seluruh dunia terhadap Ikhwan, sebagai teroris,  kata  Abdulkhaleq Abdulla, seorang profesor ilmu politik di Universitas Uni Emirat Arab (UAE).

Dikeluarkannya daftar hitam oleh Saudi, dan kemudian diikuti oleh negara Teluk (GCC), seperti Bahrain dan UAE, selanjutnya menarik Duta Besar mereka dari Qatar, yang dianggap menjadi pendukung pemerintah Presiden Mesir Mohammad Mursi dari Ikhwan.

“Ikhwanul Muslimin  telah kehilangan begitu banyak assetnya,  sebagai  akibat dari tindakan biadab di Mesir,  dan penggulingan kepemimpinan mereka, mungkin benar melarang mereka”, kata Abdulla.

Dengan bergabung Mesir menetapkan kelompok Ikhwan sebagai organisasi teroris, Kerajaan Arab Saudi, akan dapat membujuk pemerintah Barat di memblacklist (memasukkan daftar hitam)  Ikhwan, dan akan semakin melemahkan kekuatan gerakan itu, tambah  analis itu.

“Mungkin UEA dan Negara Teluk lainnya,  bergabung bersama, dan akan mengirim pesan ke Barat, ke London dan Washington, ini mungkin akan menjadi tujuan utama  Saudi”, katanya kepada Al Arabiya.

Larangan kepada Da’i

Larangan terhadap Ikhwan dan memasukkan organisasi itu sebagai ‘teroris’, kemudian diikuiti dengan tindakan terhadap para ulama dan da’i yang selama ini dinilai menjadi pendukung Ikhwan, dan Mursi. Para ulama dan da’i itu, sekarang dilarang memberikan simpati kepada Ikhwan dan gerakannya melalui ceramah-ceramahnya mereka.   

Perubahan ini juga nampak dari  Twitter yang menunjukkan perubahan gambar profil sejumlah tokoh agama. Ini membandingkan foto-foto mereka sebelum dan sesudah Kerajaan Arab Saudi melarang Ikhwan.

Sheikh Mohamad al-Arefe, seorang ulama terkemuka Saudi, dan  profesor di Universitas Raja Saud di Arab Saudi , telah  mengubah tampilan fotonya di Twitter yang awalnya berisi logo dengan jari yang menunjukkan  “Rabaa”, yang menggambarkan  empat jari - sekarang dilarang di Mesir – dan merupakan simbol perjuangan para  pendukung mantan Presiden Mohammad Mursi .

Pengguna Twitter mengkritik Arefe, yang memiliki lebih dari 8 juta pengikut di Twitter, agar mengubah  fotonya. Ini tak lain, taktik dari Kerajaan Saudi, yang melarang segala sesuatu yang menguntungkan bagi Jamaah Ikhwan.

Salman al-Odah , seorang ulama terkemuka dan  penulis, serta penceramah di sejumlah program TV keagamaan, juga telah mengubah profil gambar di Twiter gambarnya, dan sekarang  tanpa simbol ‘Rabaa’.

Karena ketegangan antara negara-negara Teluk dicatat bahwa tweet yang dilakukan oleh beberapa ulama ini menjadi kurang eksplisit mendukung Ikhwan di Mesir atau bagian-bagian lain di wilayah negara itu. Mereka diberangus oleh kerajaan yang tidak menginginkan apapun yang berbau Ikhwan harus dijauhi.

Kemudian, Arefe  mengatakan di Twitter,“Pengguna Twitter yang terhormat ... Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, sepatutnya dia berkata baik atau diam”, secara tidak langsung menghindari kritik terhadap Kerajaan, yang baru-baru ini untuk melarang Ikhwan. (afgh/aby/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version