XINJIANG, CHINA (voa-islam.com) - Seorang pengacara muda Muslim Uighur di Turkestan Timur (Xinjiang) provinsi China telah meninggal karena luka-lukanya akibat penyiksaan oleh pihak berwenang China.
Gulnar Abdulahat diculik tahun lalu setelah ditemukan bahwa dia telah membocorkan rekaman video dari pengadilan salah satu kliennya yang dijatuhi hukuman mati.
Pengacara wanita berusia 30 tahun itu mengeluh bahwa kliennya tidak menerima pengadilan yang adil, dan dengan membocorkan rekaman ke internet, ia berhasil mempublikasikan perlakuan buruk terhadap kliennya.
Abdulahat kemudian dikeluarkan dari persidangan setelah video yang bocor itu ditemukan dan dihapus. Dia kemudian ditangkap atas tuduhan seperatisme.
Keluarganya meminta dirinya untuk dikembalikan karena mendapati dirinya 'sakit' dan keadaannya terus memburuk. Ketika dia dibebaskan, keluarganya mengatakan bahwa dia tidak mampu berdiri, semua kukunya dicabut, wajahnya bengkak dan luka-luka di sekujur tubuhnya.
Beberapa hari kemudian pada tanggal 10 Maret Gulnar Abdulahat meninggal akibat luka-luka yang dideritanya. Menurut radio RFA, setelah kematiannya , pihak berwenang China juga menangkap orang tuanya, yang saat ini masih ditahan dalam tahanan.
Perlakuan buruk pihak berwenang China terhadap tahanan Uighur bukan kali ini saja terjadi, menurut laporan ratusan Muslim Uighur telah disiksa sampai mati di dalam tahanan oleh Cina terlebih setelah pecahnya kerusuhan di kota Urumqi, Xinjiang antara suku Han China dan Muslim Uighur pada 2009 lalu. (by/wb)
masterminded