ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan memperingatkan pada hari Kamis (20/3/2014) bahwa ia akan menghapus Twitter setelah sejumlah rekaman audio anonim yang diposting di media sosial itu konon membongkar korupsi di lingkaran dalamnya.
"Kami akan menghapus Twitter. Aku tak peduli apa yang dikatakan masyarakat internasional," kata Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan dalam kampanye pemilu di provinsi barat dari Bursa.
"Mereka akan melihat kekuatan republik Turki," tambahnya.
Awal bulan ini, Erdogan memperingatkan bahwa pemerintahnya bisa melarang jaringan media sosial populer Facebook dan Youtube setelah pemilihan kepala daerah penting pada 30 Maret, sehingga memicu kekhawatiran AS.
Erdogan, pemimpin kuat Turki sejak tahun 2003, telah berada di bawah tekanan setelah rekaman audio yang diduga menunjukkan keterlibatannya dalam korupsi, dan yang lain menggambarkan dia campur dalam transaksi bisnis, kasus pengadilan dan liputan media.
Dia menolak sebagian besar dari rekaman itu sebagai tuduhan palsu yang "keji" yang dibuat oleh para pesaingnya.
Pemerintah Erdogan telah diguncang oleh penyelidikan korupsi luas yang diluncurkan pada bulan Desember yang membuat puluhan orang ditangkap termasuk sekuru dekat bisnis dan politik sang perdana menteri.
Orang kuat Turki itu menuduh rekan dari mantan sekutu setianya yang berada di AS Fethullah Gulen berada di balik penyelidikan korupsi yang menyebabkan penahanan empat menteri.
Fethullah Gulen sendiri telah membantah keterlibatan apapun.
Turki baru-baru ini memperketat kontrol pemerintah atas Internet mengatakan pihaknya ingin mempertahankan privasi.
Namun kritikus Erdogan mengatakan undang-undang baru itu adalah upaya lebih lanjut untuk menutup-nutupi tuduhan korupsi yang membanjiri media sosial dan situs berbagi video. (by/akhbar)