BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Pertempuran berkecamuk hari Sabtu (22/3/2014) antara pejuang oposisi dan pasukan loyalis Bashar Al-Assad di provinsi Latakia di utara Suriah, sehari setelah 34 orang tewas ketika mujahidin berusaha untuk merebut penyeberangan perbatasan ke Turki, para aktivis mengatakan.
Pertempuran itu telah membuat pemerintah Presiden Bashar Al-Assad mengeluh kepada PBB bahwa Turki telah memberikan perlindungan kepada pejuang oposisi yang melintasi perbatasan dari wilayahnya.
Provinsi Latakia, yang meliputi desa asal keluarga Assad, dianggap sebagai kubu rezim Suriah, dan banyak dari penduduknya berasal dari minoritas Syi'ah Alawit.
Sebagian besar dari Latakia secara relatif tetap terisolasi dari tiga tahun pertempuran di Suriah, namun provinsi ini terguncang hari Jum'at ketika tiga kelompok mujahidin berusaha untuk merebut penyeberangan perbatasan Kasab yang dikuasai pemerintah.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SHOR) mengatakan beberapa kelompok termasuk afiliasi Al-Qaidah Jabhat Al-Nusrah, juga aktif dalam bentrokan Sabtu melawan tentara reguler dan milisi bersenjata pro-rezim.
Tidak ada laporan segera mengenai jumlah korban, tapi Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan sedikitnya 34 orang tewas pada hari Jumat, termasuk 13 mujahidin dan lima warga sipil.
Rami Abdel Rahman, direktur Observatorium yang berbasis di Inggris, mengatakan pertempuran sedang berlangsung di tiga desa yang dikuasai pemerintah dan tiga desa lain yang berusaha loyalis Assad rebut dari pejuang oposisi Suriah.
Bentrokan Jum'at terjadi setelah Jabhat Al-Nusrah, Sham Al-Islam dan Ansar Al-Sham mengumumkan awal dari kampanye "Anfal" di wilayah Latakia.
Hingga kini lebih dari 146.000 orang tewas dalam perang tiga tahun di Suriah, dan jutaan lebih lainnya telah mengungsi. (by/tds)