KHAN YOUNIS, JALUR GAZA (voa-islam.com) - Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB(UNRWA) Pierre Krahenbuhl, hari Rabu (16/4/2014) menjelaskan tujuh tahun pengepungan Israel di Jalur Gaza sebagai yang "terpanjang dalam sejarah."
Berbicara di sebuah konferensi di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, ia menambahkan bahwa blokade itu digunakan untuk menghukum rakyat Palestina secara kolektif.
Krahenbuhl mengatakan ia akan menjadikan blokade Gaza titik fokus dalam pembicaraan masa depannya dengan para pejabat.
Dia mengatakan setiap orang harus fokus pada fakta bahwa orang-orang Gaza hanya ingin martabat, kebebasan dan kemanusiaan mereka.
Dia menambahkan bahwa memburuknya kondisi kemanusiaan di daerah kantong Palestina itu sangat jelas bagi semua orang.
Krahenbuhl mengatakan bahwa pada tahun 2000, UNRWA telah menawarkan bantuan kepada sekitar 80.000 pengungsi di Jalur Gaza. Dia menambahkan bahwa badan tersebut sekarang menyediakan bantuan kepada sekitar 800.000 pengungsi di wilayah itu, dan menambahkan bahwa jumlah ini meningkat dari tahun ke tahun.
Dia mengatakan UNRWA - meskipun dengan anggaran terbatas - akan melakukan yang terbaik untuk dapat mencapai lebih banyak orang-orang miskin di Gaza.
Pejabat itu menambahkan bahwa ia akan memberi penerangan ringkas kepada pejabat Israel pada kondisi di Gaza, mencatat bahwa UNRWA bertekad untuk menemukan solusi terhadap krisis tersebut.
Jalur Gaza yang berpenduduk sekitar 1,8 juta jiwa telah berada di bawah blokade ketat Israel baik di darat, laut maupun udara sejak tahun 2007, menjadikannya sebagai penjara terbuka terbesar didunia kerena negara Zionis tersebut terus menghalangi mereka dari mendapatkan barang-barang penting untuk kebutuhan hidup.
Baru-baru ini, kondisi hidup di daerah kantong Palestina itu makin memburuk setelah Mesir mulai menghancurkan ratusan terowongan penyelundupan yang menghubungkan negara itu ke Jalur Gaza dimana terowongan itu sangat membantu mereka untuk mendapatkan kebutuhan pokok ditengah blokade ketat Israel. (by/aa)