JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Kementerian Dalam Negeri Hamas di Jalur Gaza telah membebaskan enam tahanan dari Faksi Fatah sebagai bagian dari kesepakatan persatuan baru-baru ini antara gerakan perlawanan tersebut dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Kementerian tersebut membuat pengumuman pada hari Senin (5/5/2014) dengan sumber-sumber keamanan Hamas mengatakan bahwa para tahanan telah menjalani hukuman karena "pelanggaran keamanan."
Issa Nashar, penasihat Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyeh, menyerukan kepada pemimpin Otoritas Palestina Mahmoud Abbas untuk membalas setelah langkah tersebut.
Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Abbas dan Otoritas Palestina harus "memberikan suasana positif bagi rekonsiliasi dan menghentikan praktik badan keamanan nya."
Hamas yang memerintah Jalur Gaza yang terkepung mengatakan puluhan aktivis kelompok itu berada di penjara Tepi Barat yang dikuasai Otoritas Palestina.
Sekitar 3.000 personil polisi Palestina juga diharapkan akan ditransfer dari Tepi Barat ke Jalur Gaza sebagai bagian dari kesepakatan persatuan.
Sekretaris Jenderal Hamas Abd al - Salam Siyam mengatakan pada hari Ahad bahwa kedua belah pihak "membuat keputusan strategis untuk melanjutkan rekonsiliasi dan sehingga mereka akan melakukan apa yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan perjanjian tersebut."
Pada tanggal 23 April Hamas dan PLO, yang mencakup Faksi Fatah, berjanji untuk mengubur perbedaan diantara mereka dan membentuk pemerintah persatuan. Berdasarkan kesepakatan lama yang ditunggu-tunggu itu, Hamas dan Fatah membentuk pemerintah persatuan dalam lima pekan dan mengadakan pemilihan nasional enam bulan kemudian.
Perjanjian persatuan itu membuat marah rezim Israel yang bereaksi dengan membatalkan apa yang disebut pembicaraan damai dengan Otoritas Palestina dan mengancam sanksi terhadapnya. (by)