RUSIA (voa-islam.com) - Hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 yang membawa nasib 227 penumpang dan 12 awak itu telah memicu pencarian multinasional yang kini difokuskan di Samudra Hindia, dan menjadi isu dunia yang tak kunjung basi.
Setelah beredarnya isu mengenai pembajakan yang dilakukan oleh Amerika terhadap pesawat tersebut karena membawa seorang penumpang intelijen China yang memegang kepingan CD berisi file rahasia pemerintahan Amerika untuk diserahkan ke Beijing, pesawat Malaysia Airlines yang hilang sejam setelah penerbangan dari Kuala Lumpur tersebut, kini diklaim seorang intelijen Rusia telah dibajak oleh kelompok jihadis Afghanistan.
Sebuah koran Rusia, Moskovsky Komsomolets, menyatakan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH370 telah dibajak "teroris tak dikenal" dan diterbangkan ke Afganistan, di mana para awak dan penumpang sekarang sedang disandera. Teroris tak dikenal tersebut mengacu pada kelompok jihadis yang terkenal sering melakukan tindakan ofensif melawan pemerintah.
Dikutip Mirror.uk, Minggu (13/4/2014), koran itu menyebutkan bahwa sumbernya adalah intelijen Rusia. Sumber tersebut mengatakan kepada Moskovsky Komsomolets, "Penerbangan Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada 8 Maret dengan 239 orang di dalamnya telah dibajak. Para pilot tidak bersalah, pesawat itu dibajak kelompok teroris tidak dikenal. Kami tahu nama teroris yang memberi instruksi kepada para pilot adalah "Hitch". Pesawat ini berada di Afganistan, tidak jauh dari Kandahar di dekat perbatasan dengan
Pakistan."
Menurut Daily Star, Moskovsky Komsomolets juga mengklaim bahwa para penumpang telah dibagi dalam tujuh kelompok dan tinggal di gubuk-gubuk yang terbuat dari lumpur dengan nyaris tanpa makanan. Sebanyak 20
penumpang asal Asia dikatakan telah diselundupkan ke sebuah bungker di Pakistan. Koran itu juga mengklaim bahwa para teroris mungkin sedang berusaha untuk melakukan tawar-menawar dengan Amerika atau Tiongkok.
Walau berita itu belum dikonfirmasi kebenarannya oleh pihak berwenang Malaysia atau Tiongkok, berita ini telah diterbitkan oleh Kompas.com tanpa penjelasan mengenai kelompok teroris Afghanistan lebih lanjut.
Hari Jumat, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan, ia "sangat yakin" bahwa sejumlah sinyal yang ditangkap tim pencarian di Samudra Hindia berasal dari kotak hitam pesawat itu. Dalam sebuah kunjungan ke Beijing, Tiongkok, dia mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC) , "Kami telah sangat mempersempit wilayah pencarian dan kami sangat yakin sinyal-sinyal itu berasal dari kotak hitam." Sebuah sinyal kelima terdeteksi kru pencarian pada Jumat. Sinyal itu akhirnya akan memungkinkan tim pencarian untuk menentukan lokasi yang tepat dari Boeing 777 yang jatuh itu.
Tim berencana akan menurunkan sebuah wahana robot kapal selam untuk menyelami kedalaman laut guna mencari kotak hitam itu. Sinyal ( ping ) yang dipancarkan oleh kotak hitam MH370 diperkirakan akan segera
memudar setelah lebih dari sebulan pesawat itu hilang.
Sudah dimaklumi pula bahwa Rusia mempunyai telah lama menaruh dendam pribadi dengan Afghanistan atas kekalahannya dalam perang 1979-1989. Mujahidin Afghanistan yang disokong oleh banyak negara saat itu memenangkan pertempuran melawan pemerintahan Afghanistan yang disokong oleh militer Uni Soviet. Sering disamakan dengan perang AS-Vietnam, perang ini pula kiranya yang menjadi sebab kehancuran Uni Soviet.
Isu pembajakan pesawat yang dilakukan oleh 'mujahidin Afghanistan' -atau yang sering disebut media sebagai 'teroris' - kiranya bisa menambah spekulasi negatif dan stereotype masyarakat terhadap kelompok mujahidin Afghanistan.
[Muhammad Zakaria Darlin/islamianews/voa-islam.com]