RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Arab Saudi telah melarang perusahaan-perusahaan Belanda untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek masa depan karena pemerintah Belanda tidak mengambil tindakan terhadap pemimpin Partai Kebebasan ultra kanan yang mencaci-maki Islam dan kerajaan tersebut
Dewan Majlis Saudi (CSC) dilaporkan telah menerima surat dari pemerintah Saudi yang lebih tinggi mendesak mereka untuk tidak melibatkan perusahaan-perusahaan Belanda dalam proyek-proyek lokal baik secara langsung maupun tidak langsung.
Perintah Riyadh juga menyerukan untuk mengurangi jumlah visa yang dikeluarkan untuk pengusaha dan investor Belanda dan membatasi masa waktu visa, kecuali mereka yang saat ini terlibat dalam proyek-proyek vital.
Sumber dari CSC menegaskan bahwa pemerintah telah menginstruksikan untuk menghentikan pertukaran kunjungan oleh delegasi dari kedua negara.
Langkah ini dilakukan setelah duta besar Saudi di Belanda mengirim surat kepada menteri luar negeri atas penghinaan terhadap Islam dan Arab Saudi oleh politisi sayap kanan Belanda Geert Wilders baru-baru ini.
Pebisnis Abdul Rahman Al-Rabeeah, presiden Dewan Bisnis India-Saudi, menyambut baik keputusan pemerintah. "Mereka yang menyerang Islam dan Arab Saudi tanpa alasan yang murni tidak diterima di Kerajaan," katanya kepada Arab News. Dia mengatakan badan-badan pemerintah yang bertanggung jawab di negara-negara asing harus memahami konsekuensi dari perilaku yang tidak bertanggung jawab tersebut.
CSC mengatakan keputusan pemerintah akan beredar di kalangan semua badan pemerintah serta kamar dagang dan industri, para pengusaha dan perusahaan komersial.
Belanda adalah salah satu dari 10 mitra bisnis dari Arab Saudi dengan perdagangan bilateral tahunan kedua negara mencapai lebih dari 25.3 miliar Riyal Saudi. Sampai akhir tahun 2008, investasi Belanda di Kerajaan berjumlah sekitar 7,5 miliar dolar AS dalam lebih dari 119 proyek investasi.
Beberapa perusahaan Saudi merespon dengan cepat keputusan tersebut dan menghentikan hubungan mereka dengan perusahaan-perusahaan Belanda.
Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Wilders, yang merupakan anggota dari Parlemen Belanda, menyerang bendera Saudi dan mengatakan kalimat syahadat atau pernyataan keislaman yang ditulis pada bendera harus diganti oleh kata-kata tidak senonoh yang ia sarankan.
Ia juga menyalahkan Kerajaan atas serangan teroris yang terjadi di seluruh dunia.
Komentar-komentar jahat anti-Islam Wilders telah membuat marah banyak orang dan dia telah hidup di bawah "benteng" penjaga bersenjata sejak ia menerima ancaman pembunuhan pada tahun 2004. (by/an)