View Full Version
Rabu, 28 May 2014

AS Kirim Kapal Perang dan 1000 Marinir ke Lepas Pantai Libya

WASHINGTON ( voa-islam.com) - Seorang pejabat militer AS mengatakan Amerika Serikat mengirimkan kapal perang dengan 1.000 marinir ke Laut Mediterania lepas pantai Libya untuk meningkatkan kekuatan Amerika yang sudah dikerahkan di wilayah itu demi mengantisipasi situasi yang terus memburuk di negara itu menyusul pertempuran yang kembali pecah antara pasukan mantan pemberontak yang loyal kata seorang jenderal pembakang Khalifa Haftar dan mujahidin Libya. Selain itu Amerika juga telah menyarakan warganya untuk meninggalkan negara Afrika utara tersebut menyusul kondisi keamanan yang makin tidak kondusif

USS Bataan, dilengkapi dengan beberapa helikopter, diharapkan berada di daerah "dalam hitungan hari," jika AS harus mengevakuasi kedutaan besarnya di sana, kata seorang pejabat tersebut pada Selasa (27/5/2014), yang berbicara pada kondisi anonimitas.

Langkah itu digambarkan sebagai " pencegahan" yang diambil jika kondisi Libya memburuk dan menyebabkan evakuasi terhadap kedutaan AS ketika Libya telah menjadi ajang pertempuran antara mantan pemberontak pengikut jenderal pembangkang Khalifa Haftar dan mujahidin.

Kapal serbu amfibi itu akan menambah kekuatan respon krisis AS sudah di wilayah tersebut.

Awal bulan ini, sekitar 250 marinir dan beberapa pesawat Osprey dikerahkan di Naval Air Station Sigonella di Sisilia jika mereka diminta untuk mengevakuasi warga Amerika dari Kedutaan Besar AS di Tripoli selama kerusuhan di sana.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS pekan lalu, Kedutaan Besar AS di Tripoli tetap buka meskipun serangan yang diluncurkan terhadap mujahidin oleh seorang jenderal pembangkang, Khalifa Haftar.

Tindakan pencegahan telah diambil mengingat kontroversi atas serangan terhadap konsulat AS di Benghazi pada tahun 2012 yang menewaskan empat orang Amerika, termasuk Duta Besar Christopher Stevens.

Sarankan warganya tinggalkan Libya

Amerika Serikat sendiri telah menyarankan warganya di Libya untuk meninggalkan negara Afrika Utara itu segera terkait dengan krisis di sana yang semakin memburuk.

Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan pada hari Selasa dalam travel advisory terbaru untuk Libya, di mana pertempuran antar mujahidin dan milisi telah menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan.

"Karena masalah keamanan, Departemen Luar Negeri telah membatasi staf di Kedutaan Tripoli dan hanya mampu menawarkan layanan darurat yang sangat terbatas untuk warga AS di Libya," kata travel warning tersebut.

"Karena anggapan bahwa orang asing, terutama warga AS, di Libya dapat berhubungan dengan pemerintah AS atau LSM AS, wisatawan harus menyadari bahwa mereka mungkin ditargetkan untuk penculikan, serangan kekerasan, atau kematian," tambahnya.

"Warga AS saat ini di Libya harus ekstra hati-hati dan segera pergi," katanya. (st/ptv)


latestnews

View Full Version