ISTAMBUL (voa-islam.com) - Imam Masjidil Haram, Mekkah, Abdullah Basfar, memimpin ribuan jamaah sholat subuh di luar bangunan Masjid Hagia Sofia pada hari Sabtu pagi, sebelum jamaah bertakbir, dan berdoa meminta agar bangunan itu harus dikembalikan sebagai tempat ibadah kaum Muslimin, yaitu masjid .
Hagia Shophia menjadi simbol dua agama sejak kubah yang luas dan mosaik emas berkilau pertama, yang dibangun oleh para pemimpin Islam yang berkuasa atas Istanbul di abad ke-6. Sebelumnya, Hagha Sofhia merupakan bangunan Katedral terbesar Kristen selama 900 tahun, dan menjadi salah satu masjid terbesar Islam selama 560 tahun.
Hari ini, Hagia Sophia atau Ayasofya di Turki, secara resmi menjadi museum, dna paling ramai dikunjungi oleh turis dari berbagai negara, terutama dari Eropa. Mereka ingin melihat peninggalan kaisar Romawi yang paling megah, sebelum ditaklukkan oleh Mohammad al-Fatih, dan kemudian diubah menjadi sebuah masjid. Hagia Shophia memang statusnya secara resmi netral, dan melambangkan sifat sekuler negara Turki modern.
Seorang imam dari Masjidil Haram, tempat suci kaum Muslimin di Makah, Abdullah Basfar, memimpin ribuan jamaah sholat subuh di luar Hagia Sofia pada hari Sabtu pagi, sebelum jamaah mengangkat tangan mereka dalam doa meminta Hagia Sophia dikembalikan menjadi sebuah masjid.
"Ini adalah permintaan yang serius untuk mengakhiri status Ayasofya", kata Salih Turhan , kepala Asosiasi Pemuda Anatolia , yang telah mengumpulkan 15 juta tanda tangan untuk petisi yang menuntut dikembalikan sebagai menjadi masjid .
"yasofya adalah simbol bagi dunia Islam dan simbol penaklukan pasukan Islam terhadap ibukota Bizantium yang kini bernama Istanbul. Tanpa itu, penaklukan tidak lengkap, kita telah gagal menghormati kemenangan Sultan Mehmet" , katanya, mengutip akta abad ke-15 yang ditandatangani oleh Khalifah.
Hagia Shopia dibangun pada tahun 537 oleh Kaisar Bizantium Justinian yang pemerintahannya membentang dari Spanyol ke Timur Tengah. Hagia Sophia - yang berarti " Divine Wisdom " dalam bahasa Yunani - yang tak tertandingi di dunia Kristen sampai Ottoman Sultan Mehmet II menaklukkan kota itu pada tahun 1453 dan mengubahnya menjadi sebuah masjid. Kemudian, oleh pendiri Turki modern Mustafa Kemal Ataturk menetapkan menjadi sebuah museum pada tahun 1934. (affg/wb/voa-islam.com)